illini berita Di Tangan Jokowi, RI Tak Lagi ‘Jawa Sentris’

Jakarta, ILLINI NEWS – Pembangunan Indonesia di luar Pulau Jawa menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam 10 tahun pemerintahannya.

Melalui kebijakan pemerataan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di luar Pulau Jawa, Jokowi menginginkan pemerataan ekonomi di bawah kepemimpinannya.

“Kami yakin daerah di luar Jawa bisa berkembang pesat jika didukung infrastruktur, konektivitas, dan transportasi yang memadai sehingga peningkatan produksi dan distribusi berjalan lancar,” kata Jokowi saat meresmikan Bandara Tebelian Kalimantan Barat pada 2021.

Berdasarkan peta sebaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam dokumen capaian 10 tahun pemerintahan Joko Widodo yang diterbitkan Staf Presiden, porsi nilai proyek di luar Pulau Jawa sebesar Rp3.094,73 triliun, sedangkan khusus di Pulau Jawa. berjumlah 1.494,74 triliun Rp.

PSN luar Jawa terdiri dari PSN wilayah Sulawesi senilai Rp1.233,76 triliun, Maluku dan Papua Rp945,16 triliun, Sumatera Rp646,31 triliun, Kalimantan Rp224,5 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp4 triliun.

Berfokus pada pengembangan PSN di luar Jawa, investasi dalam 10 tahun terakhir membengkak di wilayah luar Jawa, menurut catatan Kementerian Investasi atau BKPM.

Di Sumatera misalnya, pada tahun 2014 nilai penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia atau penyertaan modal asing (FDI) pada tahun 2014 hanya sekitar US$3,84 miliar, namun pada tahun 2023 menjadi US$6,24 miliar dan Sulawesi sebesar US$2. US$0,05 miliar hingga US$8,29 miliar.

Di Maluku saja, realisasi investasi pada tahun 2014 hanya sebesar $111,81 juta, namun pada tahun 2023 akan mencapai $5,10 miliar. Namun di wilayah Jawa, investasi asing justru meningkat, dari PMA 2014 sebesar $15,43 miliar menjadi $23,91 miliar.

Sementara itu, investasi yang berasal dari dalam negeri atau penyertaan dana dalam negeri (PMDN) juga meningkat untuk wilayah Sumatera, dari tahun 2014 sebesar Rp 29,57 triliun, menjadi Rp 149,39 triliun.

Sedangkan Sulawesi dari Rp7,11 triliun menjadi Rp37,64 triliun. Kalimantan juga dari Rp 21,41 triliun menjadi Rp 98,95 triliun dan Papua dari Rp 349,91 miliar menjadi Rp 4,87 triliun. Pulau Jawa sendiri mencatatkan PMDN dari Rp97,05 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp334,12 triliun pada tahun 2023.

Dorongan investasi yang juga menyebar ke berbagai daerah ini juga turut berkontribusi terhadap semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah di luar Pulau Jawa.

Dari semester I-2024 saja, daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Maluku dan Papua sebesar 8,45%, Bali dan Nusa Tenggara meningkat 6,84%, Sulawesi sebesar 6,07%, dan Kalimantan sebesar 5,22%. Pulau Jawa sendiri hanya tumbuh sebesar 4,92%.

Kontribusinya terhadap pembangunan daerah di luar Jawa juga meningkat dibandingkan 10 tahun lalu. Pada semester I tahun 2014, kontribusi terhadap produk domestik bruto atau PDB Pulau Jawa masih menjadi yang terbesar yaitu mencapai 58,7%, namun pada semester I tahun 2024 turun menjadi 57,04%.

Penurunan tersebut disebabkan oleh pesatnya peningkatan porsi kontribusi PDB daerah lain terhadap perekonomian nasional, seperti Sulawesi yang pada tahun 2014 kontribusinya hanya 4,84% menjadi 7,16%, serta Maluku dan Papua yang hanya 1,91% menjadi 2,7%. %.

(arj/mij) Simak video di bawah ini: Video: Ekonomi Sulit, Sri Mulyani Minta Tak Terburu-buru Soal PPN 12% Artikel Berikutnya Perekonomian RI 7% Butuh Rp 1.950T, Prabowo Bidik 8% Kemana Uangnya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *