Jakarta, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah mulai menguat terhadap dolar Amerika (AS) setelah tiga hari terkoreksi dan kini kembali berada di level Rp 15.500 / US$.
Rupee menguat 0,26% terhadap dolar AS menjadi ditutup pada Rp 15.575/US$ pada perdagangan Kamis (24/10/2024), lapor Refinitiv.
Rupee berhasil mengalahkan dolar AS. Hal ini disebabkan oleh jatuhnya indeks dolar serta imbal hasil treasury AS.
Indeks dolar AS tercatat turun 0,24% menjadi 104,18. Demikian pula dengan imbal hasil Treasury AS tenor 10-tahun yang turun 1,04% menjadi 4,19%.
Saat rupee ditutup, investor masih menunggu data nasional Paman Sam pada Kamis (24/10/2024) malam, data pertama dan tingkat pengangguran dari S&P Global PMI AS.
Klaim pengangguran di AS tercatat mengalami peningkatan. Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Kamis bahwa jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran turun 15.000 menjadi 227.000 pada pekan tanggal 19 Oktober. Jumlah tersebut di bawah ekspektasi analis sebesar 241.000.
Pengajuan tunjangan pengangguran setiap minggu dianggap sebagai proksi pengangguran di Amerika Serikat.
Melanjutkan klaim tersebut, jumlah total orang Amerika yang menerima tunjangan pengangguran meningkat 28.000 menjadi 1,9 juta pada minggu 12 Oktober. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak 13 November 2021.
Meningkatnya klaim menunjukkan bahwa beberapa penerima manfaat mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan baru. Hal ini dapat berarti bahwa permintaan akan pekerja akan menurun meskipun perekonomian tetap kuat.
Sementara itu, tingkat pengangguran turun dari 4,2% pada Agustus 2024 menjadi 4,1% pada September. Angka tersebut meningkat dari 3,4% pada April 2023 menjadi 4,3% pada Juli tahun ini, yang mengakibatkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh bank sentral AS pada bulan lalu.
Pemangkasan suku bunga pertama sejak tahun 2020 menurunkan kebijakan suku bunga The Fed ke kisaran 4,75%-5,00%. The Fed menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin pada tahun 2022 dan 2023 untuk mengendalikan inflasi. Suku bunga diperkirakan akan diturunkan sebesar 25 basis poin dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, PMI manufaktur AS Flash Global S&P naik menjadi 47,8 pada Oktober 2024 dari level terendah dalam 15 bulan di 47,3 pada bulan September, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 47,5. Data tersebut menunjukkan bahwa bisnis di sektor manufaktur turun selama empat bulan berturut-turut, namun harga turun paling rendah sejak Agustus.
Rupee teknis
Secara teknikal, setelah beberapa hari melemah, penguatan rupee tampak menguat.
Kemungkinan penguatan lebih lanjut terlihat di Rp 15.560/US$ yang berbagi garis moving average 50 jam atau MA50. Sedangkan resistance terdekat atau kemungkinan area pelemahan adalah Rp 15.660/US$ dari solar candle high pada 10 Oktober 2024.
Riset ILLINI NEWS
(TSN/TSN) Simak videonya di bawah ini: Video: IHSG Tak Bisa Kirim Liburan Bahagia, Rupee Tetap Tinggi Artikel selanjutnya IDR tembus 16.000/US$ lagi, Rupee tetap tak menguat?