berita aktual Tak Hanya Rupiah, Mata Uang Asia Lain Babak Belur Dihajar Dolar AS

Jakarta, ILLINI NEWS. Rupee melemah terhadap dolar AS pada pekan ini. Demikian pula, semua mata uang Asia melemah terhadap dolar AS.

Rupee turun 1,13% point-to-point (ptp) terhadap dolar AS minggu ini, menurut Refinitiv. Sedangkan rupiah diperdagangkan menguat 0,39% ke Rp 15.635/US$ pada Jumat (25/10/2024) lalu.

Pada pekan ini, rupiah kembali menyentuh level psikologis Rp 15.600/USD, dimana terakhir kali rupiah mendekati level psikologis tersebut adalah pada pertengahan Agustus lalu.

Bukan hanya rupiah, tidak ada mata uang Asia lainnya yang mampu menahan kebrutalan dolar AS pada pekan ini. Hanya beberapa mata uang Asia yang mengalami koreksi cukup kecil, terutama rupee India dan dolar Taiwan.

Ganasnya dolar AS dibuktikan dengan kuatnya indeks dolar AS pada pekan ini yang menguat 0,74% menjadi 104,26 dari 103,49 pada akhir pekan lalu.

Penguatan dolar AS terjadi seiring kekhawatiran pasar global terhadap kondisi global, khususnya ketegangan di Timur Tengah yang terus memanas sehingga menurunkan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga acuan.

Pandangan investor terhadap kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) juga mempengaruhi pergerakan dolar.

Ekspektasi penurunan suku bunga agresif pada FOMC bulan November telah memudar, tercermin dari penurunan sebesar 50 basis poin (bps) dari 58% pada akhir September menjadi 0% saat ini.

Sebaliknya, kemungkinan cutoff yang lebih kecil yaitu 25 b/s meningkat dari 42% menjadi 95%.

Menurut Renno Pravira, ekonom Ciptadana Sekuritas Asia, ketidakpastian politik di AS menjelang pemilihan presiden 2024 juga memperkuat indeks dolar, dan investor mulai memperhitungkan kemungkinan kemenangan Donald Trump.

Terlihat pada pemilu presiden tahun 2016, kemenangan Trump saat itu menyebabkan penguatan dolar AS secara signifikan. Indeks DXY naik dari 97 pada hari pemungutan suara (8/11/2016) menjadi 102 pada akhir tahun.

Wakil Presiden Partai Demokrat AS Kamala Harris mengungguli mantan Presiden Partai Republik Donald Trump 46% berbanding 43% pada hari Rabu, menurut jajak pendapat Reuters.

Dengan pemilihan presiden AS yang tinggal dua minggu lagi, mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris bersaing ketat untuk memenangkan beberapa negara bagian yang paling kompetitif.

Sementara itu, ratusan warga Beirut meninggalkan rumah mereka ketika Israel bersiap menyerang situs-situs yang terkait dengan aktivitas keuangan Hizbullah, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan meningkatnya konflik.

INVESTIGASI ILLINI NEWS (chd) Simak videonya di bawah ini: Prabowo: Benar-benar terbawah, tidak bisa dinegosiasikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *