Batavia, ILLINI NEWS – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin parah setelah Donald Trump menjadi presiden. Sekretaris Koordinator Kementerian Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan Amerika Serikat membocorkan bahwa perang dagang akan semakin sulit. Hal ini termasuk penerapan tarif tinggi terhadap produk impor Tiongkok.
“Dengan terpilihnya presiden terpilih Trump di Amerika, saya sudah menyiapkan beberapa jawaban untuk dipersiapkan. Ya, dia akan sangat prihatin dengan masalah perdagangan internasional, dengan menggunakan instrumen yang umumnya dihilangkan, dia mengatakan akan menggunakan tarif 10- 60% berpengaruh, kata Susiwijono di kantor Mandiri Graha, Senin (11/11/2024).
Artinya, produk China juga dikontrol bahkan dicek dengan tarif impor hingga 60%. Di sisi lain, dampak positifnya adalah produk China tidak langsung masuk ke AS.
“Jadi berbagai kebijakan perdagangan pasti akan berubah. Ya, itu yang akan kita antisipasi dalam beberapa politik pemerintahan Amerika. Banyak engagement positif yang bisa dilakukan, seperti rencana Penurunan Inflasi IRA kemarin, karena China langsung dilarang. dari mengekspor.
Sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Antar Lembaga APINDO Sarman Simanjorang juga menantikan kebijakan yang akan diambil Amerika, khususnya dalam hal proteksionisme.
“Kita harus siap menghadapi buruknya perdagangan Trump karena dia mempunyai rencana untuk melindungi produk-produk Amerika, artinya dia mempunyai nasionalisme yang tinggi terhadap Amerika dan melindungi produk-produk luar negeri melalui tarif yang tinggi, sehingga dia mengenakan tarif yang tinggi terhadap produk-produk luar negeri sebagaimana mestinya. . Ikuti itu,” kata Sarman kepada ILLINI NEWS .Indonesia, Kamis (7/11/2024) Lihat di bawah: Target C-Day Menperin Cari Aturan Impor Gas Alam RPP atau Kamala Harris, Ini Dampak Pilpres AS terhadap Perdagangan Dunia