Catatan: Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan tidak mencerminkan pendapat Dewan Redaksi illinibasketballhistory.com
Akhir tahun merupakan saat yang penting bagi seluruh pegawai Finance untuk menghadapi penutupan buku tahun anggaran. Sebagai pengawas Pendapatan dan Anggaran Negara (APBN), sobat InTress (Indonesia) harus fokus penuh dan bekerja efisien dalam waktu semaksimal mungkin untuk pendistribusian APBN.
Tidak hanya terkait penyelesaian tugas keuangan saja, transisi dari manajemen ke analisis sulit dilakukan oleh karyawan. Dalam beberapa kasus, tidak hanya pekerjaan yang bertambah, kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tingkat ketelitian yang tinggi menjadi tantangan tersendiri. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh uang yang dikeluarkan APBN dapat digunakan dan bermanfaat bagi negara.
Untuk menghadapi tantangan proyek, teman-teman InTress harus sehat dan sakit. Kesehatan yang baik bukan hanya tubuh yang sehat, tetapi juga pikiran yang sehat.
Ya, kesehatan mental memang sedang menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Seberapa pentingkah kesehatan mental? Dalam konteks organisasi, penting untuk memikirkan pegawai karena terdapat hubungan yang kuat dengan kerja organisasi.
Kesehatan mental juga berdampak positif pada hubungan interpersonal di tempat kerja. Ketika seseorang memiliki otak yang sehat, mereka cenderung memiliki lebih banyak kepribadian, lebih bersosialisasi, dan dapat membangun hubungan dan hubungan yang lebih baik.
Selain itu, pegawai dengan kesehatan mental yang baik akan termotivasi, kreatif dan kreatif dalam melakukan pekerjaannya. Orang-orang seperti ini adalah mereka yang mengolah stresnya menjadi eustress, stres yang baik untuk tantangan, kesehatan, dan perkembangan.
Di sisi lain, stres adalah sejenis penyakit yang disebut “kekuatan/ancaman”, buruk, buruk dan merusak. Hal ini dapat mempengaruhi efisiensi, mengurangi produktivitas, dan menyebabkan ketidakmampuan menyelesaikan tugas secara efektif. Untuk itu, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan fisik dan mental karyawan menjadi kunci tercapainya produktivitas produktif.
Lantas, bagaimana cara anggota Intress menjaga kesehatan fisik dan mentalnya, terutama menjelang akhir tahun anggaran? Baiklah, semoga sukses untuk staf Keuangan, karena organisasi sangat peduli dan sangat memperhatikan kesehatan karyawannya.
Hal ini ditandai dengan terbitnya SE-4/MK.1/2024 tentang Pedoman Pemanfaatan Kesehatan dan Kesejahteraan di Lingkungan Kementerian Keuangan. Surat Menteri Keuangan tersebut menjelaskan tentang perilaku makan sehat, antara lain larangan makan garam, makanan berlemak dan lain-lain.
Sahabat juga diimbau untuk hidup sehat, antara lain minum air putih sesuai anjuran kesehatan, berolahraga, mengatur waktu dengan baik, istirahat dan tidak merokok. Tips kesehatan mental antara lain berpikir positif dan manajemen stres yang baik.
Wujud lain kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan pekerja, khususnya tenaga kesehatan jiwa, adalah Program Kesehatan Kementerian (TWP). Melalui TWP, seluruh karyawan memiliki akses yang sama terhadap layanan promosi kesehatan mental, termasuk partisipasi dalam webinar psikoedukasi di mana karyawan dapat meninjau kesehatan mentalnya dalam buku penelitian pribadi.
Klinik online dapat digunakan bagi karyawan yang membutuhkan dukungan atau untuk meningkatkan kesehatan mentalnya dengan didukung oleh psikolog. “Bagus, tidak masalah,” kata Analisa Widyaningrum, psikolog yang diundang menjadi panelis pada Treasury Human Resources Summit 2024 di Jakarta, September lalu.
Ia menjelaskan, konseling merupakan cara yang baik agar karyawan yang “nakal” bisa mencari tempat yang baik untuk berkonsultasi dengan psikolog. Dengan begitu, ia berharap TWP bisa menjadi solusi permasalahan psikologis sobat InTress.
Selain melalui fasilitas yang diberikan organisasi, karyawan Intress dapat bekerja secara mandiri untuk mengelola kesehatan mental di tempat kerja, dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini. Pertama, komunikasi terbuka, komunikasi merupakan kunci untuk menciptakan dukungan dan kesehatan dalam bekerja.
Dengan komunikasi yang terbuka dan otentik antara pemimpin, manajer dan karyawan, akan tercipta lingkungan yang baik bagi setiap orang untuk mengungkapkan ide, saran, permasalahan dan masalah yang mereka hadapi tanpa rasa takut akan kritik atau hukuman.
Kedua, istirahat mikro setiap dua jam kerja, kerja yang panjang akan membuat staf lelah dan putus asa. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengambil istirahat sejenak untuk meningkatkan pikiran dan pekerjaan, serta kesehatan jasmani.
Beristirahat sejenak di tengah pekerjaan bisa dilakukan dengan banyak cara, antara lain melakukan peregangan, berjalan kaki, mencari udara segar, atau sekadar bersosialisasi dengan pekerja lain. Dan yang terakhir adalah olahraga atau aktivitas fisik.
Aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi stres dan meningkatkan mood. Saat Anda berolahraga, tubuh Anda akan memproduksi lebih banyak endorfin yang bertanggung jawab untuk membuat Anda bahagia.
Nah, berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan agar tetap sehat dan bahagia meski beban kerja bertambah. Mungkin sobat InTress bisa menambahkan caranya sendiri sesuai dengan keinginannya.
Apapun jalan yang dipilih, semoga kita tetap sehat dan sejahtera serta menunjang keberhasilan kerja kita dalam pemeliharaan APBN di akhir tahun anggaran. Makan enak! (miq/miq)