JAKARTA, ILLINI NEWS – PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) akhirnya mendapat persetujuan resmi dari pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi stock split.
Persetujuan tersebut diperoleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Selasa (24/9/2013) bulan lalu. Sebelumnya, Perseroan juga telah mendapat persetujuan prinsip dari BEI berdasarkan Surat No.13. S-08050/BEI.PP2/08-2024 tanggal 2 Agustus 2024. Pembagian saham ISAT 1:4 waktu tunggu bus
Pemecahan nilai nominal saham untuk seluruh saham Seri B adalah 1:4 sehingga menyebabkan nilai nominalnya berubah dari Rp 100 menjadi Rp 25 per saham, sedangkan nilai nominal saham Seri A tetap sama. D
Dengan demikian, jumlah saham seri B akan mencapai 32.250.810.957 saham dari 8.062.702.740 saham.
Rencananya, tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar akan berlaku hingga 11 Oktober 2013, dan tanggal efektif pemecahan saham Aisat adalah 14 Oktober 2013.
Tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar normal dan pasar yang disepakati adalah tanggal 25 Oktober 2013, dan tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai adalah tanggal 25 Oktober 2013. kata manajemen.
Jika mengacu pada harga saat ini yang 10.600 Toman per saham, maka harga setiap saham ISAT kemungkinan akan berada di kisaran 2.650 Rial setelah stock split.
Aksi stock split yang membagi harga saham dengan murah ini tentunya memberikan keuntungan bagi investor ritel untuk membeli dengan harga yang lebih terjangkau dan meningkatkan likuiditas bagi perusahaan khususnya saham-saham yang mengambang bebas.
Perbaikan likuiditas saham ISAT juga terlihat sejak awal tahun mampu ditempatkan sebagai salah satu komponen indeks pasar saham paling likuid, yaitu indeks LQ45.
Hal ini menunjukkan posisi keuangan ISAT tetap stabil dengan prospek pertumbuhan yang baik, diikuti dengan perdagangan yang lancar dengan nilai dan frekuensi transaksi yang tinggi di pasar modal Indonesia. Jadi apa dasar-dasar ISAT?
Mengacu pada laporan keuangan terkini semester pertama tahun ini. ISAT berhasil meraup keuntungan sebesar Rp 2,73 triliun. Capaian tersebut naik 43,4% year-on-year (YoY) dari Rp 1,90 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Laba positif ini terutama disebabkan oleh penjualan yang meningkat 13,4% year-on-year menjadi Rp 27,97 triliun, serta efisiensi biaya keuangan dan bunga yang masing-masing dapat turun sebesar 8,3% dan 7,5%.
Selain daripada itu, Dibandingkan paruh pertama tahun lalu yang merugi 102 miliar Rial, ISAT memperoleh 23 miliar Rial dari selisih nilai tukar.
Dari sisi penjualan, segmen Multimedia, Data, Internet (MIDI) mengalami pertumbuhan tertinggi, mencapai Rp3,91 triliun, naik 29,3% year-on-year. Sementara pangsa terbesar masih di sektor seluler senilai Rp 23,60 triliun, namun tingkat pertumbuhannya juga positif yaitu 11,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara segmen telepon tetap turun 1,9 persen year-on-year menjadi Rp 459 miliar dari sebelumnya Rp 468 miliar. Meski mengalami penurunan, segmen ini hanya memberikan kontribusi pendapatan yang kecil, sehingga total pendapatan ISAT tumbuh pesat dan berhasil mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan.
Mengingat segmen seluler masih menjadi penyumbang pendapatan yang besar, maka untuk bersaing di segmen tersebut, ISAT terus mencari peluang untuk menaikkan harga sekaligus menciptakan produk yang paling sesuai dengan pelanggannya.
Selain itu, sebagai bagian dari strategi perluasan distribusi langsung, khususnya kartu SIM fisik, titik distribusi layanannya telah mencapai 50.000 titik.
Di sisi lain, untuk ekspansi home broadband (HBB), ISAT menyatakan masih fokus memperkuat permainan MNC. Meski demikian, perseroan berencana lebih agresif dalam pertumbuhan pelanggan di segmen tersebut pada kuartal keempat tahun ini
Kinerja keuangan yang solid juga didukung oleh operasional yang terus tumbuh positif. Melihat rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) pada Q2 2024, ISAT mencatatkan kenaikan sebesar Rp38.400 dari Rp37.500 pada kuartal sebelumnya.
Menyusul kenaikan triwulanan tersebut, ARPU sepanjang semester I/2024 terakumulasi menjadi Rp37.900, naik 10,5% dari Rp34.300 pada semester I/2024.
Menyusul pertumbuhan positif ARPU, jumlah pelanggan pun meningkat menjadi 100,9 juta dibandingkan 98,8 juta pada akhir tahun lalu. Pertumbuhan tercepat terjadi pada pelanggan data 4G, yang naik 8,7 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 81 juta.
Pengelolaan lalu lintas data juga tumbuh sebesar 10,7 persen menjadi 7.965 petabyte pada semester pertama tahun ini, dengan rata-rata 14,6 gigabyte data per orang.
Riset ILLINI NEWS
Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik sebagaimana pandangan Riset ILLINI NEWS. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut (TSN/TSN)