Jakarta, ILLINI NEWS – Pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi dambaan banyak orang di Indonesia. Bahkan ada pepatah yang mengatakan, pegawai negeri adalah pekerjaan idaman ibu mertua. Sebab, PNS punya jalur yang jelas menuju masa pensiun.
Namun sedikit orang yang mengetahui bahwa pegawai negeri sipil di Indonesia tidak hanya diciptakan oleh orang Indonesia saja, melainkan oleh Belanda. sungguh pendapat orang Belanda
Pemerintahan Indonesia saat ini memiliki sejarah yang panjang sejak tahun 1800-an. Setelah runtuhnya VOC pada tahun 1799, Kerajaan Belanda mengubah bekas VOC menjadi wilayah jajahan yang disebut Hindia Belanda. Dan gubernur pertama adalah Hermann Willem Daendels.
Sesampainya di Hindia Belanda pada tahun 1807, para Daendels mendapat berbagai macam sindiran dari VOC. Tidak ada korelasi kuat yang jelas antara tinggi dan rendah. Tidak ada lagi sesi aktif. Rezim saat ini rawan penipuan. Memar dimana-mana.
Semua itu bisa terjadi karena VOC adalah perusahaan komersil, bukan pemerintah. Dalam Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan di Jawa 1808-1811 (2005) karya Hermann Willem Daendels, sejarawan Joko Marihandono menyebutkan bahwa Daendels yang terinspirasi oleh semangat Revolusi Perancis bergegas membenahi segala macam kekacauan di Hindia Belanda.
Jadi, di sisi lain, ia memulai sistem pekerjaan umum kolonial. Daendels ingin mengikuti kebijakan Perancis di Indonesia. Pasca hancurnya feodalisme kerajaan, pemimpin baru Perancis, Napoleon Bonaparte, mengubah cara kerja pemerintahan.
Mereka yang bekerja di pemerintahan disebut pegawai negeri. Para pejabat ini bekerja sesuai hierarkinya berdasarkan jumlah pegawai. Dari atas ke bawah.
Ya, mengambil lebih banyak tanggung jawab memerlukan standar yang lebih tinggi. Jadi dalam skala yang lebih kecil itu berbeda. Para pekerja ini menerima gaji dari pemerintah. Hal ini untuk mencegah mereka mendapatkan uang yang menjadi bibit korupsi.
Daendels kemudian mendirikan sistem baru ini di Hindia Belanda. Sebagai pegawai, bukan pengusaha, dia ingin mengubah kekacauan yang terjadi saat ini. Sejarawan Ong Hok Ham dalam buku Pembentukan Elite Birokrasi (1983) menyebut pria kelahiran 1762 ini bergegas mengubah kedudukan pemerintahan di Hindia Belanda, khususnya di Pulau Jawa.
Mereka diberi peringkat berdasarkan kepemimpinan dan status. Mereka kemudian diberikan seragam dan gelar khusus untuk memahami tugas dan tanggung jawabnya. Skema ini serupa dengan skema yang berlaku untuk pegawai pemerintah tingkat I hingga IV.
Hierarki dalam sistem pelayanan sipil kolonial diciptakan untuk memastikan bahwa proses pemindahan berlangsung efisien dan berkelanjutan. Sehingga Gubernur Jenderal Hindia Belanda tinggal mengeluarkan pernyataan kebijakan kepada para pejabat tinggi. Anda tidak perlu mengirim pesan langsung ke karyawan tingkat bawah. Hal ini membuat pedoman hukum menjadi lebih jelas.
Jangan lupa Daendels juga menawari mereka gaji yang sangat tinggi. Tujuan pembayarannya adalah untuk mencegah korupsi sebagai pegawai VOC. Selain itu, mereka juga dijanjikan kenaikan gaji jika kontribusinya terhadap negara mencukupi.
Ketika ditahbiskan, seperti yang terjadi saat ini, mereka harus bersumpah. Sumpah ini diucapkan kepada para pemimpin mulai dari Gubernur Jenderal hingga Raja Belanda.
Karena metode Daendels inilah para sejarawan percaya bahwa dunia dan perkantoran modern diciptakan pada masa itu. Berabad-abad kemudian, warisan kebebasan ini masih digunakan oleh pemerintah pada masa kemerdekaan. Meski peninggalannya masih dipakai, nama Dendles kerap dianggap buruk karena kekerasan yang terjadi di jalan raya Anyar-Panarukan. (mfa/mfa) Saksikan video di bawah ini: Video: Rencana Pemasaran Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global Kisah Selanjutnya Jangan kaget! Hal inilah yang dilakukan Belanda saat menyerbu Indonesia