Jakarta, ILLINI NEWS – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat emas perhiasan kembali menghadapi inflasi pada November 2024.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adinggar Widyasanti mengatakan emas perhiasan akan menjadi penyumbang inflasi terbesar pada November 2024.
“Tingkat inflasi kelompok ini pada November 2024 sebesar 0,65% terutama didorong oleh emas perhiasan, produk emas perhiasan, dan inflasi yang masih terjadi selama 15 bulan terakhir,” kata Amalia dalam pemberitaan BPS, Senin (03-12-2024).
Pada saat yang sama, inflasi emas berhubungan dengan kenaikan harga emas di pasar dunia. Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakstabilan geopolitik, naik 35% tahun ini, menurut data Refinitiv.
Harga emas diperkirakan akan terus meningkat di masa depan. Harga emas global berpotensi bergerak dengan volatilitas tinggi pada minggu ini menyusul rilis data ketenagakerjaan AS dan pidato pimpinan bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas spot global tercatat sebesar US$2.647,93 pada pukul 6.10 WIB pada awal perdagangan hari ini, Senin (12/02/2024), turun 0,2% dibandingkan posisi sebelumnya.
Selama sepekan terakhir, harga logam mulia ini menunjukkan pola naik turun yang besar, mencatatkan sedikit kenaikan pada Jumat pagi (29/11/2024) menjadi US$2.638,87 per troy ounce, sebelum ditutup pada US$2.653 pada akhirnya. 55 per troy ons. dalam seminggu.
(haa/haa) Saksikan video di bawah ini: Video: BPS: Neraca Perdagangan November 2024 Surplus $4,42 Miliar Artikel Berikutnya Trump Memenangkan Pilpres AS, Ancaman bagi Emas