Jakarta ILLINI NEWS – Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (PGEO) berhasil meraih peringkat pertama peringkat risiko ESG global Sustainalytics dengan skor 7,1 yang tergolong “Risiko negatif atau risiko yang dapat diabaikan”. Pencapaian ini menempatkan PGE sebagai perusahaan dengan risiko ESG terendah pada subsektor energi terbarukan dan industri peralatan rumah tangga global.
Pencapaian ini merupakan kontribusi PGEO terhadap pengelolaan risiko ESG yang dinilai kuat dengan nilai risiko rata-rata yang memenuhi syarat. Dengan hal ini, PGE dinilai telah berhasil mengurangi risiko ESG dari berbagai materi yang mempengaruhi bisnis dan operasionalnya.
Presiden PGE Julfi Hadi menggarisbawahi bahwa Inisiatif ESG merupakan langkah strategis PGE untuk menghasilkan dampak positif yang signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan, pengelolaan bisnis yang beretika dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan. “Komitmen PGE dalam mengantisipasi risiko perubahan iklim merupakan salah satu praktik terbaik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap pemanasan global. Kami bangga dapat memberikan contoh pengelolaan ESG tidak hanya di sektor bisnis. Tidak hanya pemanasan global, tetapi juga energi terbarukan, Julfi Hadi dalam keterangan resmi, Kamis (17 Oktober 2024) mengatakan, industri energi global “semakin diperkuat. Perusahaan berdiri sebagai perusahaan energi ramah lingkungan kelas dunia dan memperkuat posisinya secara global.” , sumber energi yang berkelanjutan dan banyak digunakan.”
Penilaian Risiko ESG Sustainalytics menilai paparan Perusahaan terhadap risiko-risiko ESG yang material, seperti emisi karbon dan insiden kerja, serta kemampuan manajemen risiko Perusahaan untuk mengatasi potensi risiko-risiko ini. Semakin rendah skornya maka semakin rendah pula risiko yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. Penilaian Sustainalytics juga menempatkan PGE pada peringkat pertama dalam IDX ESG Leader Index, yang mengukur nilai saham-saham dengan peringkat ESG yang baik. PGE juga telah memperkuat Strategi Keberlanjutan (ESG Roadmap) 2024-2030 dengan berbagai inisiatif. Dalam hal lingkungan, PGE telah menetapkan tujuan untuk menghindari emisi sebesar ~29% pada tahun 2030 dan telah melaporkan risiko terkait iklim melalui kelompok kerja Diseminasi Perubahan Iklim (TCFD). Selain itu, Program Keanekaragaman Hayati sedang dijalankan melalui Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati (BAP). Dalam konteks sosial, PGE mendukung pengembangan tenaga kerja berkelanjutan dengan komitmen untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam posisi manajemen hingga 15% pada tahun 2030 dan meningkatkan jumlah pekerja penyandang disabilitas menjadi 1%. Dalam hal tata kelola, PGE menerapkan praktik pengadaan berkelanjutan, memastikan bahwa pemasok memenuhi standar ESG dan tetap berkomitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Sebagai perusahaan publik, PGE tetap berkomitmen untuk mematuhi standar GCG dan tata kelola perusahaan publik.
Sekretaris Perusahaan PGE Kitty Andhora mengatakan, pencapaian PGE mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus menjaga lingkungan, memberdayakan masyarakat, dan mengedepankan GCG di seluruh aspek operasionalnya. “ESG sangat terintegrasi oleh seluruh staf PGE, sehingga seluruh karya dan inovasi yang kami berikan selalu didasarkan pada pertimbangan risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola. Terima kasih kepada seluruh staf PGE atas dukungan Anda yang tiada henti. Fokus pada integrasi berkelanjutan di dalam perusahaan agar PGE dapat “menempati posisi pertama sebagai perusahaan konsumen dan energi terbarukan dengan tingkat risiko ESG terendah di dunia,” jelas Kitty Andhora, Vice President Corporate Communications PT Fadjar, menambahkan bahwa Pertamina mendorong seluruh jajaran tim untuk dapat mencapai target tersebut akan berkomitmen laksanakan ESG Tonton video di bawah ini: Video: RI siap menjadi raksasa energi hijau global, ini “modalnya” Video Artikel selanjutnya: RI Punya Energi Panas Bumi Jumbo, PGE siap pimpin transformasi energi.