Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 1% pada Kamis (6/11/2024). Hingga akhir sesi I, IHSG ditutup melemah 1,26% ke 7.290,99.
Hal ini seiring dengan kepastian kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS dan aliran dana asing yang keluar dari pasar saham Indonesia.
Pada data perdagangan kemarin, Rabu (6/11/2024), asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 1,15 triliun. Emiten bank tampil sebagai saham terlaris.
BMRI menjadi saham dengan penjualan bersih tertinggi di luar negeri yakni Rp 582,9 miliar. Disusul BBRI Rp480,5 miliar, BBNI Rp131,5 miliar, dan BBCA Rp47,6 miliar.
Di sisi lain, indeks Wall Street kompak mencatatkan rekor tertingginya pada Rabu (6/11/2024). Dow Jones (DJIA) naik 3,6% menjadi 43.729,9. S&P 500 naik 2,5% dan Nasdaq Composite naik hampir 3%.
Sedangkan indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 2,61% dan Topix menguat 1,94%. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,83% dan Straits Times Singapura naik 0,60%. Sedangkan Indeks Hang Seng (HSI) Hong Kong turun 2,23% dan KOSPI Korea Selatan turun 0,52%.
Hendry Wijaya, Kepala Edukasi Keuangan Sucor Sekuritas, mengatakan ada lebih banyak sentimen yang mendorong aliran modal asing keluar ke IHSG menyusul kemenangan Trump kali ini.
Pertama, dana keluar dari pasar saham dan masuk ke mata uang kripto. Hal ini memperhitungkan kebijakan ekonomi Trump yang mendukung pengembangan Bitcoin.
Merujuk pada CoinMarketCap pada Kamis (7/11/2024) pukul 05:05 WIB pasar kripto menguat secara kolektif. Bitcoin naik 9,9% menjadi $76,054.83 dan berada di zona positif 5,23% setiap minggu.
Ethereum kemudian naik 11,48% dalam 24 jam terakhir dan naik 1,51% selama seminggu. Solana terbang 14,15% setiap hari dan dalam seminggu melonjak 8,09%.
Selain itu, Trump juga berencana menaikkan tarif impor terhadap Tiongkok yang lebih tinggi dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, Tiongkok yang dianggap sebagai mitra dagang terpenting Indonesia berpotensi mendapat tekanan dan membuat pasar ekspor Indonesia melambat dibandingkan perkiraan analis, kata Hendry kepada ILLINI NEWS, Kamis (7/11/2024).
Terakhir, Trump ingin memotong pajak perusahaan di AS, yang membuat saham-saham AS lebih menarik saat ini. Makanya saat ini akan ada aliran modal dulu ke pasar AS, ujarnya.
Secara terpisah, Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, mengatakan kemenangan Trump akan berdampak pada emerging market, khususnya Indonesia. Hal ini mempertimbangkan visi dan misi Trump yang cenderung menerapkan kebijakan proteksionis untuk pengembangan perekonomian internal Negeri Paman Sam.
“Kami memperkirakan pengurangan pajak perusahaan akan menyebabkan arus keluar modal dari emerging market, terutama karena kebijakan suku bunga Trump akan memperkuat posisi dolar, yang akan berdampak negatif pada perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dan impor dolar. Jadi, dengan penerapan tarif impor 10-20% dan “60% untuk impor China juga akan mengaktifkan kembali perang dagang dan ketidakpastian global,” jelasnya.
Secara online, Nafan Aji, Analis Pasar Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan kemenangan Trump sesuai dengan prediksi pasar.
“Sekarang kalau Trump menang, pasar bersiap menghadapi dampak kebijakan dan perekonomiannya. Bisa jadi Trump punya kebijakan proteksionisme, sehingga efeknya akan perang dagang dengan negara lain, terutama China,” ujarnya. pepatah.
Mengingat Indonesia memiliki banyak hubungan dagang dengan Tiongkok, serta potensi inflasi yang lebih tinggi, maka wajar jika terjadi arus modal keluar yang besar di pasar modal Indonesia. (mkh/mkh) Simak video di bawah ini: Video: Musim Dividen IPO Raksasa, Dorong Penawaran EIB Akhir Tahun Artikel Berikutnya IHSG Runtuh ke 6.800, Kovenan Asing Jual Saham Ini