Jakarta, ILLINI NEWS – Perusahaan pertambangan negara MIND ID sedang mempersiapkan investasi besar untuk lima tahun ke depan. Perusahaan memperkirakan investasi yang akan terbayar dalam lima tahun ke depan bisa mencapai US$30 miliar atau sekitar Rp 465,7 triliun (dengan kurs Rp 15.525 per dolar AS).
Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis MIND ID, Dilo Seno Widagdo, mengumumkan total investasi direncanakan sekitar US$20 miliar yang berasal dari penyertaan modal perseroan. Dengan cara ini, mereka berharap dapat menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
“Dalam 5 tahun ke depan, investasi ekuitas MIND ID kami akan berjumlah sekitar US$20 miliar… Jadi kami juga perlu menyediakan modal ekuitas agar investor juga bisa membawa uangnya ke Indonesia. Jadi mungkin total investasinya pasti lebih tinggi. Jadi bisa mencapai US$30 miliar, kata Penggerak Hilir Emas di Indonesia seperti dikutip Bisnis di Industri Pertambangan, Rabu (16/10/2024).
Menurut Dilo, total nilai investasi sebesar US$30 miliar diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi Indonesia. Selain itu, investasi harus menjadi motor penggerak untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
“Nah, hal itu akan mendorong Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari sisi investasi. Jadi target pertumbuhan yang sebelumnya diberitakan 8% mau tidak mau datang dari sisi investasi,” ujarnya.
Selain itu, Dilo juga menjelaskan nilai tambah dari program sektor pertambangan yang selama ini diperkuat pemerintah. Salah satunya adalah nilai tambah dari mineral bauksit.
Ia menemukan bahwa jika bauksit dijual sebagai alumina sebelum menjadi aluminium, maka akan tercipta nilai tambah.
Menurut perhitungan perusahaan, 1 ton bauksit kini bernilai sekitar 40 USD. Sementara itu, mengubahnya menjadi alumina meningkatkan nilai tambah 15 kali lipat menjadi $575.
“Jadi misalnya bauksit dijual US$40 saja, kalau dibuat alumina harganya US$575, hampir 15 kali lipat,” kata Dilo.
Kemudian, jika alumina tersebut diolah menjadi aluminium senilai $2.700, maka nilai tambah dapat ditingkatkan lagi. Jumlah ini meningkat hingga lima kali lipat.
“Kemudian aluminium akan bernilai $2,600-$2,700 hari ini. Ada peningkatan 5 kali lipat lagi pada aluminium oksida, yang hampir 60 kali lebih banyak dibandingkan bijih saja,” kata Dilo.
Selain meningkatkan nilai ekonomi, transisi juga berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Industri manufaktur menduduki peringkat ketiga sebagai sektor dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi di Indonesia, setelah pertanian dan perdagangan.
(wia) Simak video berikut ini: Video: Bos BUMN Minta DPR Batasi Pembangunan Pabrik Nikel Baru Artikel berikutnya Fantastis! Nilai tambah bauksit berkali-kali lipat lebih tinggi dibandingkan nilai tambah aluminium