Daftar isi
JAKARTA, ILLINI NEWS – Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Menurut Jennifer Wallace, pakar parenting lulusan Harvard, ibu tiga anak, hubungan baik antara orang tua dan anak diperlukan untuk mendorong mereka sukses di masa depan.
Wallace mengatakan, anak-anak sering kali mendengar pernyataan yang bisa membuat mereka meragukan kasih sayang orang tua. Anak-anak yang sering meragukan kasih sayang orangtuanya lebih cenderung mendengar pernyataan-pernyataan tentang kesuksesan yang tidak realistis dan berlebihan.
Di sisi lain, salah satu contoh yang dapat membahayakan kesehatan mental anak dan meningkatkan keraguan cinta adalah orang tua yang terkesan mengucapkan kalimat-kalimat yang seolah-olah mendahulukan hasil daripada usaha.
Menurut Wallace, ada lima hal yang tidak diberitahukan orang tua kepada anaknya. Tidak ada apa-apa? Berikut ringkasannya:1. “Tugasmu adalah belajar.”
Menurut Wallace, anak-anak sering kali fokus pada pencapaian prestasi yang akan mempersiapkan mereka menghadapi masa depan yang sukses. Namun itu bukanlah kunci kesuksesan.
Wallace mengatakan anak-anak perlu tahu bagaimana berkontribusi pada komunitas dan lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya membantu anak-anaknya untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki keterampilan yang dapat berkontribusi kepada masyarakat secara keseluruhan 2. “Bagaimana sekolah/universitasmu?”
Wallace selalu menghindari mengungkit masalah sekolah kepada anak-anaknya dalam percakapan sehari-hari. Meski demikian, ia tetap membuat ‘jadwal’ untuk membahas hal tersebut.
“Salah satu psikolog yang saya wawancarai untuk buku saya Never Enough mengatakan bahwa selama tahun pertama putranya kuliah, dia membatasi pembicaraan tentang kuliah hanya pada hari Minggu dari jam 3 sampai jam 4 sore,” kata Wallace.
“Sekarang anak saya akan masuk perguruan tinggi, saya memutuskan untuk melakukan ini sebagai cara untuk mengurangi ketegangan di rumah dan memungkinkan saya menikmati sisa minggu ini dan fokus pada hal-hal penting lainnya dalam hidup saya,” tambahnya. “Bagaimana misinya?”
Diakui Wallace, alih-alih menanyakan tugas sekolah atau nilai kelas, ia kerap bertanya kepada anak-anaknya tentang hal-hal kecil, seperti menu makan siang sekolah hari ini.
Menurut Wallace, mengajukan pertanyaan sangat penting karena memungkinkan orang tua mengetahui dinamika sosial, persahabatan, kesehatan, dan kesejahteraan anak mereka.
“Saya tidak pernah ingin anak-anak saya berpikir bahwa keberhasilan akademis adalah hal yang paling penting bagi saya atau bahwa nilai menentukan kehidupan mereka,” kata Wallace.
“Jadi ketika anak-anak saya pulang dari sekolah, saya memulai percakapan dengan pertanyaan umum yang tidak berbahaya seperti, ‘Kamu makan siang apa hari ini?’” lanjutnya.
Jangan menjadi orang tua yang menuntut kesempurnaan dari anak Anda.
“Di rumah, kami selalu berbicara tentang apa artinya menjadi ‘siswa yang baik’ dibandingkan menjadi siswa yang sempurna,” kata Wallace.
“Itu (mengejar kesempurnaan) bisa menimbulkan kelelahan dan merangsang perfeksionisme. Sebaliknya, anak perlu belajar mengambil strategi dan memutuskan ke mana harus menghabiskan energinya,” lanjutnya. “Ibu/Ayah ingin kamu bahagia.”
Tentunya setiap orang tua ingin anaknya tumbuh bahagia. Namun terkadang perasaan tersebut sering disalahartikan dan mendorong orang menjadi egois dan hanya peduli pada menjadi yang pertama.
Saat mendidik anak, Wallace selalu mengajarkan mereka bagaimana menjalani kehidupan yang bermakna dan memiliki tujuan – bagaimana membuat orang merasa dihargai, membantu orang di sekitar, dan menjadi orang baik bagi orang lain.
“Pada akhirnya, saya menyadari bahwa tugas saya adalah membantu anak-anak memanfaatkan kepemimpinan mereka dan memahami apa yang mereka kuasai, apa yang penting bagi mereka, dan bagaimana mereka dapat memberikan dampak nyata. ah,” kata Wallace.
(hsy/hsy) Tonton video di bawah ini: Video: Parle Resto & Cafe, Tingkatkan Pengalaman Kuliner Indonesia Anda! Pasal 4: 4 hal yang menurut orang tua merendahkan kemampuan anak dan menghambat keberhasilannya