Jakarta, ILLINI NEWS – PT. Tuan Rejeki Usman (Sritex) dan 3 anak perusahaannya yaitu PT Sinar Pantaja Daja, PT Bitratex Industries dan PT Primayudha Mandirijaya telah dinyatakan pailit oleh Kamar Dagang berdasarkan Keputusan No. 2/Pdt.Sus-Homologasi/ Pengadilan Negeri Semarang. 2024/PN Niaga Smg.
Kebangkrutan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan anak perusahaannya masih berlangsung. Pada 13 November 2024, Wali Amanat menggelar rapat pertama kreditur pada Kamar Dagang di Pengadilan Negeri Semarang.
Dalam pertemuan tersebut, BNI melalui kuasa hukumnya mengusulkan pembentukan komite kredit sementara untuk memastikan tugas wali amanat dijalankan secara terbuka, transparan, dan profesional.
“Pentingnya dibentuknya panitia utang sementara ini, selain untuk membantu tugas wali menurut undang-undang, juga karena adanya perhatian masyarakat luas dan perhatian pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan yang berkaitan dengan dan perkembangan usaha Shreetex. dan kelayakannya. Sebagai ancaman besar bagi perekonomian Indonesia,” Yudhi Vibisana, Penasihat Hukum BNI, Rabu (13/11).
Selain itu, susunan pengurus sementara kreditur sesuai dengan peraturan yang berlaku paling lambat sampai dengan saat rapat penerimaan.
“Kami mengusulkan untuk membentuk panitia kredit sementara sampai dengan diadakannya rapat sebagaimana diatur dalam UU Kepailitan dan Pasal 79 PKPU,” lanjutnya.
Yudhi berharap dengan hadirnya komite kredit sementara ini, tim kuratorial dapat bekerja sesuai dengan harapan kreditur dan masyarakat luas serta menjalankan tugas hukumnya.
Seperti diketahui, PT Shritex bangkrut karena digugat PT Indo Bharat Rayon. Berdasarkan putusan homologasi tanggal 25 Januari 2022, perusahaan TPT tersebut dinyatakan lalai dalam memenuhi kewajiban pembayaran kepada para pemohon.
Berdasarkan informasi OJK, total utang Shritex mencapai Rp 14,64 triliun. Jumlah tersebut merupakan utang yang dilaporkan Shreetax kepada 27 bank dan tiga perusahaan keuangan per September 2024. (ayh/ayh) Simak video di bawah ini: Video: BNI laporkan laba Rp 16,3 triliun hingga September 2024 Terungkap artikel berikut, Ini adalah Strategi Penyaluran Kredit BNI (BBNI)