Jakarta, ILLINI NEWS – Google mengungkapkan bahwa mungkin ada risiko serius jika Android terpaksa berubah. Komentar tersebut terkait dengan gugatan yang diajukan pemohon Epic terkait dugaan dominasi Google.
Pengadilan memerintahkan Google untuk mengubah toko aplikasi Play Store paling lambat 1 November 2024. Namun pihak perusahaan beralasan hal tersebut tidak bisa dilakukan karena ada beberapa risiko yang mungkin timbul.
Menurut raksasa teknologi itu, ada ancaman terhadap keselamatan, keamanan, dan privasi jika keputusan tersebut terus diterapkan, dikutip Reuters, Senin (21/10/2024).
Terakhir, hakim federal Amerika Serikat (AS) di California, James Donato, menghentikan perintah tersebut. Penundaan ini akan dilakukan setelah banding berikutnya, sehingga Pengadilan Banding Wilayah AS ke-9 dapat mempertimbangkan permintaan Google.
Google menerima keputusan tersebut. Raksasa mesin pencari itu pun menyebut aplikasi Epic sebagai solusi berbahaya.
“Kami senang bahwa keputusan Pengadilan Negeri menghentikan sementara penerapan penyelesaian merugikan Epic, karena Pengadilan Banding mempertimbangkan permintaan kami untuk menunda keputusan tersebut sambil menunggu banding kami,” jelas Google.
Sebaliknya, Epic mengatakan keputusan tersebut merupakan sebuah langkah proses. Perusahaan masih yakin bahwa keluhan Google tidak berdasar.
Terkait komentar Google, Epic menyebut perusahaan menggunakan ancaman untuk melakukan intimidasi. Dengan begitu Google dapat menemukan apa yang mereka cari.
“Mempertahankan kendali atas perangkat Android dan mengumpulkan pembayaran tinggi,” kata Epic.
Tahun lalu, Google diperintahkan untuk mengizinkan pengguna memasang atau menginstal aplikasi pihak ketiga di luar Android Play. Selain itu, ini juga membuka opsi pembayaran lainnya. (kain/kain) Simak video di bawah ini: Video: Telkom Ungkap Tantangan dan Strategi Komunikasi di Era Digital