illini berita Kisah Raja Supermarket Dunia, Sukses Bikin Bisnis Saat Perang

Jakarta, ILLINI NEWS – Pengusaha sukses seringkali berbangga. Namun kejujuran, integritas dan dedikasi menjadi faktor kunci kesuksesan Yusuf Ali. Perilaku baik memberinya ketenaran dan kekayaan.

Menurut Forbes, kekayaan bersih Yusuf Ali adalah $7,4 miliar. Dikonversi Rp 15.682 per dolar AS, kekayaan bersihnya mencapai 116,04 triliun dolar. Dengan kekayaan tersebut, ia menduduki peringkat 411 dalam daftar orang terkaya di dunia.

Yusuf Ali sendiri yang bernama lengkap Yusuf Ali Musaliam Veettil Abdul Kader merupakan seorang muslim asal India. Dia adalah orang terkaya di negaranya. 27.

Mengutip berbagai sumber, cita-cita Ali sejak kecil adalah menjadi seorang pengacara. Namun, menjadi wirausaha keluarga mengubah hasratnya. Sejak kecil, ia terlibat dalam bisnis dengan orang tuanya.

Saat remaja, dia memiliki bisnis grosir bersama ayahnya di Ahmedabad, Gujarat. Selama di sekolah, ia berperan sebagai pengusaha hingga ia menerima diploma di bidang Administrasi dan Manajemen Bisnis.

Pada tahun 1970an, banyak orang India bermigrasi ke Timur Tengah untuk mencari penghidupan dan kesempatan kerja yang lebih baik. Ali meninggalkan India pada tahun 1973 dan pindah ke Abu Dhabi untuk mengejar mimpinya menjadi pengusaha sukses.

Tentu saja di negeri ini Ali mulai menapaki jalan menuju kesuksesan. Ia memulai perjalanannya menuju kesuksesan dengan bekerja di perusahaan es krim dan produk makanan lainnya yang dijalankan oleh nenek dari pihak ayah, MK Abdullah.

Ali belajar banyak dari karirnya saat ini untuk mempersiapkan usahanya di masa depan. Ia ditugaskan ke beberapa negara antara lain Hong Kong, Australia, dan Singapura. Dari hasil perjalanannya, ia belajar banyak tentang perilaku konsumen, karakteristiknya, dan cara menjangkaunya.

Saya juga belajar banyak tentang penjualan sirkular dan rantai pasokan. Baru saja mendapat pengalaman di perusahaan pamannya, Ali membangun kerajaan bisnisnya sendiri.

Pada usia muda 34 tahun, ia membuka toko pertamanya, Lulu Hypermarket, di Abu Dhabi. Bisnis ini menawarkan berbagai macam produk mulai dari bahan makanan hingga barang elektronik dengan harga bersaing, sehingga menetapkan standar baru bagi ritel di wilayah tersebut.

Namun, dia memutuskan untuk melampaui pemasaran tradisional dengan bisnisnya. Alasannya memasuki sektor ini adalah adanya kesenjangan di pasar toko-toko berkualitas untuk melayani peningkatan populasi ekspatriat di UEA.

Saat itu, belum banyak gerai ritel berkualitas di UEA yang melayani ekspatriat. Dia melihat ini sebagai peluang bisnis dan menciptakan sesuatu yang baru untuk dijual kepada masyarakat Uni Emirat Arab, mulai dari makanan hingga elektronik. Bahkan, produk yang dijual juga dibanderol dengan harga bersaing. Langkah bisnis ini menjadi titik balik dalam bisnisnya.

Sebagai seorang pengusaha, tekadnya membuatnya menarik dan terorganisir. Intensitas Perang Teluk tidak menghalanginya untuk membuka Lulu Hypermarket.

Ia terus berinvestasi dan percaya bahwa selalu ada peluang di tengah tantangan. Gara-gara perang tersebut, jelas perekonomian UEA berada dalam masalah serius.

Ali membuat iklan yang menarik perhatian Raja UEA saat itu, Zayed bin Sultan Al Nahyan. Raja dengan cepat mempertanyakan alasan Ali untuk terus berinvestasi di negara tersebut ketika semua orang telah pergi. Ali menjawab, selama Zayed bin Sultan Al Nahyan memimpin, UEA tidak akan menderita kerugian.

Kata-katanya mengejutkan Raja. Inilah awal dari hubungan khusus dengan keluarga Ali Khan. Keluarga kerajaan sangat mendukung perkembangan bisnis Ali.

“Saya selalu merasa lebih menguntungkan berenang melawan arus. Saat saya mulai berekspansi, orang-orang meninggalkan kawasan Teluk. Berbahaya, tapi membuahkan hasil,” ujarnya, Senin (7/10/2024). .

Setelah Perang Teluk berakhir, bisnis Ali berkembang pesat. Bisnisnya tidak hanya mencakup UEA, tetapi juga Timur Tengah dan Asia, Afrika, dan Eropa. Dari perkembangan pesat tersebut telah tercipta lebih dari 200 hipermarket, supermarket, dan pusat perbelanjaan.

Ali mengatakan, kesuksesan besarnya tak lepas dari inspirasi yang didapatnya dari dua orang terpenting dalam hidupnya. Pertama, Nabi Muhammad. Ia mengakui bahwa Muhammad adalah inspirasi besar atas integritas dan kejujurannya dalam berbisnis.

Selain Nabi Muhammad, ia terinspirasi oleh Mahatma Gandhi. Inspirasinya terkait dengan quote Gandhi bahwa pelanggan adalah raja. Ketertarikan tersebut membuatnya selalu berusaha memenuhi selera pelanggannya agar puas. (mkh/mkh) Simak video di bawah ini: Video: Rupiah Menguat ‘Pesat Sekali’, Trader Geger, Siap Naik Post Next Tingkat ‘Nyaman’ Trader RI, Dollar Berubah ke Rp 15.000!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *