Jakarta, ILLINI NEWS – Mata uang Garuda kembali menguat terhadap mata uang Amerika Serikat (AS), di tengah ketegangan politik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan data wait and see AS. (The Fed) pertemuan.
Menurut Refinitiv, pada akhir perdagangan Rabu ini (9/10/2024) rupiah menguat 0,16% per hari ke level Rp 15.615/US$. Di saat yang sama, indeks dolar Amerika Serikat (DXY) juga menguat ke level 102.642 dengan kenaikan 0,09%.
Selain itu, upaya tersebut terkonfirmasi bersamaan dengan meningkatnya tensi politik di Timur Tengah dan ekspektasi terhadap data CPI AS serta hasil rapat Bank Sentral AS (The Fed) besok (10/10/2024). ).
Salah satu faktor yang memberikan tekanan pada pasar adalah konflik di Timur Tengah.
Meningkatnya ketegangan, terutama setelah pernyataan keras Kementerian Pertahanan Amerika Serikat yang mengancam Iran, akan meningkatkan ketidakstabilan di pasar dunia. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menekankan negaranya dalam melindungi Israel dari serangan Iran dan agen-agennya.
Perselisihan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap inflasi, yang pada akhirnya memperburuk permasalahan global, termasuk pasar saham Indonesia.
Selain tensi politik, investor juga menunggu hasil rapat FOMC yang akan dirilis pada Kamis pagi (10/10/2024).
Risalah rapat ini sangat dinantikan karena akan memberikan wawasan mengenai kebijakan moneter Federal Reserve, terutama setelah pemotongan 50 basis poin pada bulan lalu.
Penguatan rupiah saat ini juga didukung oleh ekspektasi inflasi AS yang akan terus menurun sehingga mengurangi tekanan kebijakan moneter. Selain itu, laporan baru Indeks Harga Konsumen (CPI) AS akan dirilis pada minggu ini dan juga menjadi target pasar utama.
Kenaikan ini dapat mendorong Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil atau melanjutkan kebijakan pelonggarannya.
(fsd/fsd) Simak video di bawah ini: Video: Butuh dollar AS di bawah Rp 15.000 di akhir tahun? Begini Situasinya Artikel Selanjutnya Jumlahnya Kembali Jadi Rp 16.075, Ini Alasannya