Jakarta, ILLINI NEWS – Manajemen PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) angkat suara terkait isu pergerakan saham BRMS terkait upaya bergabung dengan indeks MSCI. Direktur Independen sekaligus Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep menegaskan, BRMS kini masuk dalam MSCI Indonesia Small Cap Index.
Berdasarkan data terakhir, BRMS memiliki bobot sekitar 3,06% dalam indeks small cap MSCI Indonesia yang terdiri dari 52 komponen yang mewakili sekitar 14% dari total saham di Indonesia, ujarnya, Jumat (25/10). ILLINI NEWS.
Dileep juga menegaskan, Bumi sudah beberapa lama masuk dalam indeks ini dan juga masuk dalam indeks FTSE 5.
Berdasarkan riset algo, Bumi Resources Minerals (BRMS) mengalami kenaikan harga saham yang signifikan pada tahun ini, yakni naik 93%. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh ekspektasi bahwa BRMS akan masuk dalam indeks MSCI.
MSCI sendiri merupakan indeks global yang sering dijadikan patokan oleh investor institusi besar di seluruh dunia, dan jika suatu saham masuk dalam indeks ini, kemungkinan besar akan terjadi aliran pembelian yang besar dari investor pasif, seperti Exchange Traded Funds. (ETF).
“Beberapa analis mengatakan level Rp 400 per saham adalah kunci untuk bergabung dengan MSCI,” tulisnya.
Saat ini, kapitalisasi pasar BRMS mencapai Rp 48 triliun (US$3,1 miliar) dengan free float sebesar 49% dan public float sebesar 52% pada September 2024.
Berdasarkan harga penutupan Rp 338 per saham, kapitalisasi pasar yang disesuaikan untuk free float (FFMC) adalah sekitar Rp 23,6 triliun (US$1,5 miliar). Jika harga saham mencapai Rp400 per saham, FFMC akan naik menjadi Rp28 triliun (US$1,8 miliar), yang cukup untuk memenuhi persyaratan ambang batas minimum MSCI.
Analis menilai jika BRMS bisa mempertahankan harga saham di kisaran Rp 400 hingga akhir Oktober 2024, maka besar kemungkinan saham tersebut masuk MSCI pada November 2024. Hal ini bisa memberikan likuiditas lebih besar dan menarik lebih banyak investor. termasuk saham pasif. investor dan ETF. (fsd/fsd) Simak video di bawah ini: Video: Adiwarna Anugerah Abadi bidik IPO Rp 80,25 miliar, berikut prospeknya Artikel selanjutnya Powered by Gold, Bakrie & Salim (BRMS) Mining untung naik 67%