Jakarta, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah tetap stabil terhadap dolar AS namun melemah pasca membaiknya data tenaga kerja AS.
Rupiah dibuka datar 0% pada Rp/$16.190 pada Jumat (3/1/2025), Refinitiv melaporkan. Namun rupiah langsung melemah 0,25% ke Rp 16.230/USD satu menit setelah perdagangan dibuka.
Sedangkan indeks USD/DXY melemah 0,17% ke 109,21 pukul 08:56 WIB. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan posisi kemarin sebesar 109,39.
Tekanan terhadap rupee berasal dari faktor eksternal yang dominan pada pagi ini.
DXY mencapai level tertinggi sejak Oktober 2022, didorong oleh ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan melampaui negara lain, sehingga menjaga suku bunga tetap tinggi.
Meskipun bank sentral AS (Februari) terus menurunkan suku bunga akibat inflasi, kinerja ekonomi AS yang kuat juga memperkuat posisi ini. Selain itu, kebijakan Presiden terpilih Donald Trump diperkirakan akan semakin mendorong pertumbuhan dan inflasi.
Penguatan dolar juga didukung oleh kuatnya arus masuk modal karena kinerja pasar saham AS mengungguli pasar global. Data terbaru yang menunjukkan penurunan klaim pengangguran memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja stabil dan semakin memperkuat dolar.
Kemarin (1/2/2025), Departemen Tenaga Kerja AS merilis data klaim pengangguran.
Klaim awal tunjangan pengangguran di Amerika Serikat turun menjadi 211.000 pada minggu terakhir tahun 2024, turun 9.000 dari minggu sebelumnya; Angka ini menandai jumlah klaim awal terendah dalam delapan bulan, mengalahkan ekspektasi yang akan mencapai 222.000. Pekan lalu, klaim pengangguran turun 52.000 menjadi 1.844.000, di bawah ekspektasi 1.890.000. Hasil ini konsisten dengan pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS masih ketat berdasarkan standar historis, sehingga memberikan The Fed kemampuan untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi jika upayanya untuk menurunkan inflasi terus berjalan sesuai keinginan.
Selama hal ini terus berlanjut, rupee terus-menerus mengalami tekanan.
Riset ILLINI NEWS (rev/rev) Simak video di bawah ini: Video: Rupiah Terus Melemah, Pasar Waspadai Artikel Selanjutnya Pasar Tuntut The Fed Percepat Penurunan Suku Bunga, Bisakah Rupiah?