berita aktual Semua Mata Tertuju Pada Jepang, Bursa Asia Bergejolak

Jakarta, ILLINI NEWS – Saham Asia cenderung melemah di tengah penurunan indeks dolar AS dan imbal hasil Treasury AS. Saat ini pasar Asia fokus pada peristiwa politik dan ekonomi di Jepang.

Indeks KOSPI, Nikkei dan S&P/ASX 200 semuanya melemah.

Indeks KOSPI Korea Selatan merosot ke posisi terendah dalam 2 minggu lebih, setelah data perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan kuartal III tahun 2024 turun.

PDB Korea Selatan hanya tumbuh 0,1% pada kuartal ketiga tahun 2024, meleset dari perkiraan 0,4% setelah mengalami kontraksi 0,2% pada kuartal kedua tahun 2024, dan pertumbuhan tahunan melambat menjadi 1,5%, di bawah perkiraan 2%.

Sementara itu, perhatian pasar Asia kini terfokus pada peristiwa politik dan ekonomi di Jepang.

Masyarakat Jepang akan melakukan pemilihan umum pada hari Minggu, dan beberapa jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan koalisi yang berkuasa bisa kehilangan mayoritas di parlemen. Dari sudut pandang pasar, hal ini dapat merampas stabilitas politik yang dibutuhkan Bank of Japan (BoJ) untuk mengarahkan kenaikan suku bunga.

Inflasi konsumen Tokyo, yang merupakan indikator utama tren harga nasional dan sorotan utama kalender ekonomi Asia pada hari Jumat, juga dapat menjadi perhatian BOJ menjelang pertemuan kebijakannya minggu depan.

Inflasi di Tokyo kemungkinan akan berada di bawah target harga bank sentral untuk pertama kalinya dalam lima bulan, menurut jajak pendapat Reuters, mencapai tingkat tahunan sebesar 1,7%. Angka tersebut mengikuti kenaikan 2,0% pada bulan September dan merupakan pertama kalinya data tersebut meleset dari target 2% BOJ sejak bulan Mei.

Seorang pejabat senior Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada hari Kamis bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut di Jepang harus dilakukan secara “bertahap”, mengingat bahwa langkah BOJ dapat mempengaruhi pasar keuangan negara-negara lain di mana investor memegang posisi besar di Jepang.

Krishna Srinivasan, direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, juga mengatakan bahwa sebagian besar bank sentral di Asia memiliki ruang untuk memangkas suku bunga karena dimulainya serangkaian pelonggaran di Amerika Serikat meredakan kekhawatiran akan melemahnya mata uang mereka yang tidak diinginkan.

Selain itu, risiko terhadap prospek perekonomian Asia cenderung mengarah ke sisi negatifnya, katanya.

Riset ILLINI NEWS

[email protected] (sigs/sigs) Simak video di bawah ini: Video: Anjlok Lebih dari 1%, IHSG Melemah hingga Level 7.500 Artikel berikutnya Saham Asia Lemah Meski Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *