JAKARTA, ILLINI NEWS – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BMN) Eric Tohir mengutarakan rencana pemerintah membentuk super holding BUMN yakni Anagata Nusantara Power Badan Pengelola Investasi (BP) (Daantara). Seperti diketahui, Danantre digadang-gadang bakal seperti Temasek-nya Singapura
Menurut Eric, Danantara dibentuk oleh peta jalan atau road map BUMN yang sudah berjalan hampir dua tahun ini.
“Sesuai RUU BUMN yang kita disahkan hampir dua tahun lalu, roadmap BUMN itu ke arah sana. Dan saya selalu bilang superholding itu penting. Jadi dia tidak melihat ada yang diubah, jadi prosesnya antara PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang Tbk kata mereka usai penandatanganan jual beli Banteng Emas (ANTM) Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Meski tak merinci, Eric mengatakan tujuh perusahaan pelat merah akan dikonsolidasikan di Danantara. Dia mengatakan ketujuh perusahaan tersebut berada dalam kondisi keuangan yang sehat.
Eric mengatakan, kini PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sudah menyediakan propertinya untuk dijadikan in-house office. “Itu [broker] masih dalam kajian. Yang pasti kami BUMN sudah menawarkan lokasi salah satu properti di Bank Mandiri. Tapi kalau ditanya Tadi pak, kapan transaksinya? Masih dikaji,” kata Eric.
Ia juga belum bisa memastikan apakah akan ada aturan atau undang-undang resmi terkait Danantara.
Eric mengatakan, “Iya, undang-undangnya masih dikaji. Ada aturan resmi atau undang-undang, itu terserah ahlinya.”
Ia mengatakan, struktur Danantra masih dalam kajian. Terkait tujuh BUMN yang tergabung dalam superholding Danantara, Eric mengatakan hal tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kesehatan perusahaan pelat merah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh ILLINI NEWS, tujuh BUMN yang akan diawasi Superhold adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Mineral Industries Indonesia (Persero) atau MIND ID. Jika digabungkan total aset ketujuh BUMN tersebut, dana kelolaan Danat pada tahap awal mencapai kurang lebih Rp 9.000 triliun.
Eric pun belum bisa memastikan seperti apa donasinya, apakah berupa BUMN superhold, Sovereign Wealth Fund (SWF), atau bentuk kelembagaan lainnya.
“Kalau kita puas dengan BUMN [dengan Danantara], kenapa? Karena itu berarti kinerja kita selama ini diapresiasi. Tujuh BUMN besar ini sudah dinyatakan sehat. Nah, sisanya nanti kembali lagi, ini tangan saya, yang rekonstruksi” selesai Eric ( mkh / mkh) Simak video di bawah ini: Video: Saham BUMN Kompak Jatuh, investor tunggu konfirmasi Danantra di artikel selanjutnya Komisi VI Saat rapat, Eric Thohir tiba-tiba keluar ruangan.