Jakarta, ILLINI NEWS – Sempat menguat pada akhir September, nilai tukar rupiah kembali mendapat tekanan perdagangan pada awal Oktober 2024. Pada Jumat (10 April), rupiah terus melemah hingga Rp 15.400 per dolar AS. Ekonom Bank Niaga Mika Martumpal mengatakan pelemahan rupee didorong oleh sentimen risiko geopolitik di Timur Tengah dan perubahan data ekonomi AS yang dikhawatirkan mempengaruhi pedoman kebijakan suku bunga The Fed. Di sisi lain, perekonomian global sedang melambat. Aktivitas ekonomi membebani sektor manufaktur global, termasuk Indonesia, dengan PMI manufaktur yang mengalami kontraksi pada tahun 2018. Namun, kombinasi sentimen global yang berbeda ini diperkirakan akan mendorong bank sentral, dengan bergabungnya The Fed, untuk merangsang pertumbuhan dengan memangkas suku bunga. Jadi, bagaimana sentimen-sentimen yang berbeda ini akan mempengaruhi rupee? Selengkapnya simak perbincangan Dina Gerning dengan Ekonom Bank CIMB Niaga Mika Martumpal di Power Lunch, ILLINI NEWS (Jumat 10/04/2024).
Related Posts
berita aktual Bank Jatim (BJTM) Mau Bikin KUB, Ini Perkembangannya
Jakarta, ILLINI NEWS – PT Bank Pembagunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim menyatakan siap menjadi bank jangkar dalam…
berita aktual Video: The Fed Beri Sinyal Pemangkasan Suku Bunga Yang Tak Agresif
Jakarta, ILLINI NEWS – Pejabat Fed Bank Sentral Amerika Serikat Christopher Waller pada Senin (14/10/2024) mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga…
berita aktual Haji Isam Bantah Terlibat Kasus Suap Pamannya Sahbirin Noor
JAKARTA, ILLINI NEWS – Andi Shyamsuddin Arsyad atau Haji Isam buka suara soal penetapan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor (Kalsel)…