berita aktual Akhirnya Korut Buka Suara soal Pemakzulan Yoon Suk Yeol, Sebut Ini…

Jakarta, ILLINI NEWS – Media pemerintah Korea Utara, Korea Central News Agency (KCNA), pertama kali mengumumkan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Senin (16/12/2024). Media menyebutnya sebagai “pemimpin pemberontak” yang mencoba menerapkan darurat militer.

Laporan ini muncul hampir dua hari setelah parlemen Korea Selatan melakukan pemungutan suara untuk memakzulkan Yoon, karena menuduhnya melanggar konstitusi.

Dalam laporan singkatnya, KCNA menggambarkan situasi politik di Korea Selatan secara kritis, namun tidak menyebut pejabat Korea Utara. Media mengklaim bahwa Yoon mencoba menyalahkan “pernyataan darurat militer yang bodoh” pada partai oposisi.

KCNA mengatakan penyelidikan terhadap Presiden Yoon dan pendukungnya sedang berlangsung.

“Pemimpin pemberontakan Yoon Suk Yeol dan antek-anteknya sedang diselidiki,” bunyi laporan itu, yang dikutip oleh AFP.

KCNA juga menambahkan bahwa “mahkamah konstitusi boneka akan memutuskan” apakah Yoon akan dipecat secara permanen.

Media pemerintah Korea Utara sering menggunakan istilah “boneka” untuk menggambarkan Korea Selatan dan sekutunya, pemerintah AS. Namun, laporan KCNA saat ini agak pendek, hanya terdiri dari kurang dari selusin kalimat, dan tidak memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai implikasi politik dari pemakzulan Yoon.

Deklarasi darurat militer Yoon pada 3 Desember tidak mendapat tanggapan resmi dari Korea Utara sampai sekitar seminggu kemudian. Dalam laporan sebelumnya, KCNA menyebut situasi di Korea Selatan setelah keputusan tersebut “kacau”.

Pernyataan tersebut, yang disebut Yoon sebagai tindakan darurat untuk mengendalikan situasi dalam negeri, menuai kritik luas dari partai oposisi dan masyarakat Korea Selatan. Pihak oposisi menganggap inisiatif ini sebagai ancaman terhadap demokrasi, sementara beberapa kelompok sosial melihatnya sebagai penyalahgunaan kekuasaan.

Pemakzulan Yoon adalah momen kritis dalam politik Korea Selatan. Ketika Mahkamah Konstitusi mulai memutuskan nasibnya, Korea Selatan menghadapi masa ketidakpastian politik. Di sisi lain, Korea Utara memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat narasi negatifnya terhadap pemerintah Seoul, menyoroti apa yang dilihatnya sebagai kegagalan sistem demokrasi Korea Selatan.

(luc/luc) Tonton video di bawah ini: Video: Media Korea Utara bungkam atas pemakzulan presiden Korea Selatan Artikel berikutnya Parlemen Korea Selatan menyerukan pemakzulan presiden setelah menyerukan darurat militer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *