Jakarta, ILLINI NEWS – Di tengah ketidakpastian perekonomian, emas yang kerap disebut sebagai “safe haven” kembali menjadi sorotan.
Para ahli sering merekomendasikan emas sebagai pilihan penyimpanan darurat. Mengapa? Emas dianggap mudah dijual kapan saja dan merupakan sarana investasi sederhana.
Namun kenyataannya, tidak disarankan menyimpan dana darurat dalam bentuk emas. Apa alasannya? Di bawah ini adalah penjelasannya. Dana darurat harus tersedia
Dana darurat tersedia untuk menghindari utang jika terjadi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan, risiko bisnis, atau bencana lainnya.
Meskipun emas sangat likuid, namun perlu diingat bahwa untuk mendapatkan uang, emas harus dijual terlebih dahulu. Bagaimana jika kita membutuhkan uang mendesak? Proses penjualan dapat menjadi hambatan dan membuat akses dana darurat menjadi kurang praktis. Emas berfluktuasi dalam jangka pendek
Harga emas pun berfluktuasi meski tidak sebesar harga saham. Fluktuasi ini menempatkan kita pada risiko kehilangan uang dengan menjual emas dalam jangka pendek. Sebaiknya pilih instrumen keuangan yang lebih stabil untuk menjaga nilai dana darurat Anda. Ada perbedaan antara harga beli dan jual emas
Perbedaan antara harga beli dan harga jual emas juga harus diperhitungkan. Mungkin harga emas akan naik, namun ketika kita menjualnya, kita justru merugi karena harga jualnya masih di bawah rata-rata harga beli kita.
Oleh karena itu, emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang dibandingkan dana darurat.
(aak/aak) Simak video berikut: Diabetes pada Anak Meningkat, Orang Tua Perlu Segera Siapkan Dana! Artikel selanjutnya Harga Emas Pegadaian: Pemilik Senyum Hari Ini Naik Rp 10.000