JAKARTA, ILLINI NEWS – Saat ini setiap perusahaan, termasuk lembaga keuangan seperti bank, berlomba-lomba menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), termasuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.
Bank pelat merah ini memiliki komitmen kuat dalam menerapkan ESG di seluruh aspek bisnisnya dan telah mengembangkan strategi dan kerangka implementasi yang komprehensif. Analis Trimegah Sekuritas Jonathan Gunawan juga menyoroti upaya BNI mendorong implementasi ESG.
“BNI berkomitmen untuk menyelaraskan bisnis dan operasionalnya dengan prinsip-prinsip ESG. Sub-komite ESG telah dibentuk untuk mengkaji dan memantau penerapan strategi, tren, dan keberlanjutan keuangan berkelanjutan di BNI. Mulai tahun 2023, BNI telah menerapkan kerangka kerja dan roadmap ESG untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut,” kata Jonathan, Selasa (11 Mei 2024).
Di bidang lingkungan hidup, BNI telah mengadopsi Satuan Tugas Pengungkapan Keuangan Terkait Iklim (TCFD) untuk mengelola risiko lingkungan hidup. Selain itu, BNI menargetkan mencapai net zero emisi (NZE) pada tingkat operasional pada tahun 2028. Bank yang memiliki aset lebih dari satu triliun ini juga berpartisipasi dalam pembiayaan NZE 2060.
Masih terkait dengan aspek lingkungan hidup, BNI telah mengembangkan kerangka kerja untuk memperkuat pengelolaan keuangan ESG dan mendorong keterbukaan dan transparansi dalam implementasi ESG.
Contoh nyata yang telah diterapkan adalah penerbitan obligasi ramah lingkungan yang digunakan untuk membiayai berbagai proyek, antara lain transportasi berkelanjutan, pembangunan gedung ramah lingkungan, energi baru dan terbarukan, pengelolaan limbah dan konversi energi serta pemanfaatan berkelanjutan. Sumber daya alam dan tanah.
Green bond tersebut diterbitkan pada 21 Juni 2022 dalam dua seri, yakni Seri A dengan jangka waktu 3 tahun sebesar Rp 4 triliun dan Seri B dengan jangka waktu 5 tahun sebesar Rp 1 triliun. Total penerbitannya mencapai Rp 5 triliun dan mendapat rating investment grade (AAA) dari Pefindo.
Selain itu, pada aspek sosial, BBNI tidak hanya meningkatkan keterampilan pegawai namun juga membantu mereka untuk berpartisipasi dalam proses ESG. Aspek lain yang juga diusung BBNI adalah keamanan data dan keuangan pelanggan.
Sedangkan pada aspek tata kelola, BNI mengedepankan nilai-nilai inklusi dan keberagaman di seluruh jajaran, baik di level puncak maupun di kalangan pegawai. BNI menciptakan budaya inklusif tanpa memandang gender, agama, dan ras.
Hal ini terbukti dari jajaran komisaris yang berjumlah 6 orang, dari total 11 orang komisaris, merupakan komisaris independen. Setiap komite di bawah Dewan Pengawas, seperti Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Tata Kelola Umum, dipimpin oleh seorang wali independen.
Dari segi gender, 2 dari 12 direktur BBNI adalah perempuan. Pada level manajemen puncak, khususnya pada level AVP, VP, SVP, EVP, dan SEVP, sebanyak 31% adalah perempuan, sedangkan pada level karyawan, proporsi perempuan mencapai 52%.
Hal ini menjadi bukti bahwa BNI memiliki komitmen yang kuat dalam menciptakan budaya inklusif dan mendorong pemberdayaan perempuan di industri keuangan yang masih didominasi oleh laki-laki. (ayh/ayh) Simak video di bawah ini: Video: Bank BUMN Wajib Tahu! Pesan DPR Berantas Tagihan Kredit Macet Artikel Sebelumnya Bos BNI (BBNI) Optimis Hasil Akademik Semester II Bagus, Ini Alasannya