Jakarta, ILLINI NEWS – Buruh terus mendorong kenaikan gaji besar-besaran hingga 10% tahun depan. Ketua Departemen Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bob Azam berpendapat harus ada kenaikan upah, namun nilainya harus terukur. Jika tidak, hal itu dapat berdampak pada situasi keuangan yang sangat rumit.
“Kenaikan upah itu bagus, tapi harus terukur. Jangan sampai ada beban dan kenaikan harga yang membuat perekonomian kita resesi. Inflasi artinya kapasitas berkurang tapi harga naik. Jadi itu saja. Tinggal selangkah lagi menuju resesi. .”
Kenaikan upah tenaga kerja yang berlebihan akan berdampak pada meningkatnya biaya operasional, terutama bagi perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang banyak atau biaya tenaga kerja yang tinggi. Jika kenaikan biaya operasional tidak wajar, maka harga pokok produksi bisa terbang.
“Buruh boleh naik gaji, karena kita ingin tetap menjaga daya beli pekerja. Yang penting mereka bisa mengatasi inflasi. Kalau inflasinya sedikit membaik, kita baik-baik saja. Dan mereka akan menaikkan kita. Produktivitas, produktivitas dapat meningkatkan biaya tenaga kerja,” kata Bob Azam. .
“Tapi kalau kenaikannya terlalu tinggi akan berdampak pada inflasi yang akan memperburuk perekonomian. Ini yang kita harapkan,” lanjutnya.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi dapat terhambat oleh kondisi perekonomian yang tidak stabil, yaitu rendahnya daya beli saat terjadi kenaikan harga. Target pertumbuhan 8 persen juga terancam.
“Pertumbuhan yang tinggi diharapkan akan membuka lapangan kerja. Kemudian pertumbuhan yang tinggi akan meningkatkan tingkat pendapatan negara. Jadi itu ujungnya. Jadi kalau kita bilang pertumbuhan ekonomi, harapannya itu berkualitas, jadi bukan sekedar tinggi,” tapi berkualitas artinya “menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan Pemerintah dapat terus menyediakan sumber pendapatan melalui tarif pajak yang tinggi” (fys/wur) Tonton video di bawah ini: Video: Upah pekerja menjadi masalah. Perang Berulang, Apa Solusi Terbaiknya? Berita berikutnyaHidup semakin sulit, para pemimpin bisnis meminta untuk membuang pita perekat.