Jakarta, ILLINI NEWS – Harga Toko Komposit (CSPI) terbuka untuk memperkuat Limited dalam sesi perdagangan pertama dan pada hari Rabu (12.12.2000), di antara sikap investor yang menunggu pidato oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Setelah pembukaan perdagangan hari ini, JCI membuka sedikit peningkatan 0,05% pada posisi 7.199,36. Setelah lima menit setelah membuka sesi, JCI mengubah sesuatu menjadi 0,03% menjadi 7.194,18.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi saya mencapai sekitar 543 miliar RP hari ini dengan volume transaksi 1,3 miliar saham dan ditukar 68.687 kali.
Pasar tidak akan menunggu pidato Amerika Serikat (Federal Reserve / Fed), Jerome Povell, tidak bisa menunggu sinyal suku bunga di masa depan dengan kondisi terbaru.
Powell akan menghadirkan pidato pada Kamis pagi Indonesia pada pukul 01.45 VIB. Investor menunggu sinyal terkait dengan arah suku bunga suku bunga setelah menerbitkan laporan FOMC bulan lalu.
Dalam risalah Rapat Komite Federal (FOMC), pejabat Fed mengatakan bahwa inflasi melambat dan pasar tenaga kerja tetap kuat, yang memungkinkan suku bunga lebih lanjut bahkan jika secara bertahap dilaksanakan.
Ringkasan pertemuan berisi beberapa deklarasi yang menunjukkan bahwa para pejabat merasa nyaman dengan tingkat inflasi, meskipun sejalan dengan sebagian besar dimensi, inflasi tetap di atas 2% dari The Fed.
Ini, dan dengan keyakinan bahwa situasi persalinan masih cukup solid, anggota FOMC menunjukkan bahwa kemungkinan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan, bahkan jika mereka tidak menentukan kapan dan sebanyak berapa banyak.
“Dalam diskusi prospek kebijakan moneter, peserta terus mengurangi terus menerus menjadi 2% dan ekonomi, kemungkinan akan melebihi kondisi bertahap untuk secara bertahap dimulai secara bertahap, secara bertahap bergerak secara bertahap secara bertahap.
Di sisi lain, ekonomi Indonesia harus terus tumbuh pada 5%, meskipun awal tahun depan ada peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11%menjadi 12%sebelumnya.
Ekonom bank yang berkomitmen, Josua memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,15% tahun depan. Proyeksi ini cukup optimis, meskipun kelas menengah akan redup oleh PPN, sebesar 12% mulai dari Januari 2025.
Josua mengatakan bahwa konsumsi dan investasi keluarga harus menjadi pendorong utama ekonomi. Di sisi lain, risiko eksternal seperti kebijakan proteksionis Amerika, perlambatan permintaan global dan harga bahan baku ketidakstabilan adalah tantangan yang harus dikelola.
Di rumah, inflasi diperkirakan akan terus berada dalam tujuan Indonesia Bank (BI) menjadi 3,12%. Meskipun tingkat PPN dan 12% dari tugas cukai dalam plastik, rokok dan minuman manis akan meningkatkan inflasi.
“Kami percaya bahwa penggunaan potensi internal Indonesia sangat penting untuk mengatasi tantangan ekonomi karena dinamika ekonomi global,” program ekonomi bank permaid di Jakarta, pada hari Selasa (31.3.2024).
Selain itu, hasil obligasi diperkirakan akan berkurang karena suku bunga di bawah BI FBA.
ILLINI NEWS Research (CHD / CHD) Lihat Video Di Bawah