illini berita PLN Paparkan Inisiatif & Strategi Pembiayaan Transisi Energi di COP29

Jakarta, ILLINI NEWS – PT PLN (Persero) menyatakan komitmennya untuk mendukung visi swasembada pemerintah melalui pemanfaatan energi ramah lingkungan. Pada Konferensi Para Pihak (COP29) di Azerbaijan, perusahaan menguraikan beberapa inisiatif keuangan ramah lingkungan untuk mendukung proyek menuju transisi energi di negara tersebut. Perwakilan Khusus Presiden Bidang Perdagangan dan Kerja Sama Internasional Mari Elka Pangestu mengatakan Indonesia. Pemerintah telah meluncurkan Fasilitas Pembiayaan Global (GBFA) untuk melibatkan banyak negara berkembang agar bekerja sama membiayai transisi energi. Sejak diluncurkan pada KTT G20, GBFA telah bergabung dengan banyak negara seperti Perancis, Kanada dan Kenya. 1-2 triliun “Jika ditambah dengan upaya SDG maka jumlahnya akan mencapai sekitar USD 6 triliun,” kata Mari pada Talkshow Paviliun Indonesia “Membina dan Mengaktifkan Mekanisme Pendanaan Iklim yang Inovatif” di COP29, Baku, Azerbaijan, Kamis. (14/11/2024) Mari, negara berkembang termasuk Indonesia harus menyusun strategi untuk mengatasi kesenjangan pendanaan tersebut. “Berdasarkan perkiraan Kementerian Keuangan, dibutuhkan sekitar $280 miliar untuk seluruh aksi iklim Indonesia hingga tahun 2030, dimana hanya 30% yang dapat dibiayai dari APBN, sehingga sisanya akan berasal dari sektor swasta dan sumber lainnya”, menurut Pak. Hasyim (Djojohadikusumo) dalam sambutannya kemarin. “Beliau menekankan bahwa pemerintahan baru akan melanjutkan perjanjian-perjanjian pemerintahan sebelumnya dan ini (GBFA), merupakan salah satu perjanjian yang kita harap dapat kita lanjutkan,” tambah Mari. Sementara itu, CFO PLN Sinthya Roesly mengungkapkan bahwa PLN sebagai tulang punggung listrik di Indonesia selalu menunjukkan komitmennya dalam mengelola dana investasi ramah lingkungan untuk mendukung pembangkitan energi mandiri. Oleh karena itu, PLN terus menggalang dana hijau dari sektor publik, swasta, multilateral, dan swasta Pada tahun ini, PLN telah merancang beberapa inisiatif pembiayaan ramah lingkungan (green financing), salah satunya melalui penyusunan Sustainable Financing Framework (SLFF) dan Green Financing Framework (GFF). % sumber daya energi berbasis energi terbarukan. Untuk mencapai tujuan ini, kami memerlukan pendanaan, yang ingin kami capai lebih dari 100 miliar dolar AS pada tahun 2033. “Untuk mendapatkan pendanaan transisi energi, salah satu hal terpenting dari sudut pandang PLN adalah menyelenggarakan proyek yang tepat. Kami punya ratusan. proyek ini mencantumkan semuanya mulai dari pembangkitan hingga transmisi dan distribusi, termasuk jaringan pintar,” jelas Sinthya. Sinthya juga menambahkan bahwa PLN akan terus menjajaki berbagai opsi pembiayaan, baik melalui kerja sama dengan pemberi pinjaman internasional maupun sumber lokal untuk memastikan transisi energi berjalan sesuai rencana. Banyak lembaga keuangan yang memberikan dukungan untuk transisi energi PLN, termasuk Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP). Saat ini kami sedang berdiskusi dengan ADB mengenai pendanaan sekitar $4,8 miliar. Kami juga sedang berbicara dengan beberapa investor lain dan total kapasitas pendanaan yang kami miliki saat ini adalah $46,9 miliar,” tutup Sinthya.

(hura/hura) Saksikan video di bawah ini: Video: Di Cop 29, Indonesia Suguhkan Aksi Nyata Capai NZE 2060 Next Target Bab Efisiensi Energi, PLN Gandeng JBIC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *