JAKARTA, ILLINI NEWS – Para bankir berbicara tentang kebijakan pemerintahan baru Presiden Indonesia Prabowo Subiano yang resmi dilantik pada 20 Oktober 2024. Direktur Utama PT Bank Central Asia T.B.K. (BBCA), Jahja Setiatmadja mengatakan pihaknya menantikan skala pengambilan kebijakan dan prioritas yang ditetapkan oleh pemerintahan baru.
Jahja mengatakan, direksi bank swasta terbesar di Indonesia itu tidak mengharapkan pedoman tertentu dari pemerintah dan siap beradaptasi dengan aturan yang dikeluarkan.
“Ya saya kira dalam hal ini kalau kita lihat desain pembagian kerja antar menteri sudah cukup jelas, jadi mungkin kita tunggu saja kebijakannya apa, skala prioritasnya seperti apa. Keluar dari pemerintah tentu kita akan beradaptasi, kata Jahja saat memaparkan hasil kuartal III BCA secara virtual, Rabu (23/10/2024).
Ia menambahkan, pertumbuhan kredit perbankan tidak bergantung pada kebijakan pemerintah, melainkan pada daya beli masyarakat.
“Kita juga tidak berharap ada kebijakan yang langsung mendorong kredit, karena kredit bagaimanapun juga tergantung pada daya beli. Karena daya beli masyarakat akan menentukan besar kecilnya penjualan. Kalau perusahaan meningkatkan penjualan, rata-rata mereka membutuhkan kredit.” jelas Jaja.
Oleh karena itu, dia mengatakan untuk mendorong penyaluran kredit perbankan tidak harus melalui kebijakan moneter atau penurunan suku bunga. Namun bagaimana mendorong daya beli masyarakat.
“Daya beli masyarakat akan mendorong permintaan pabrik kita, pedagang kita, konsumen ritel dan KPR (kredit pemilik rumah) dan KKB (kredit mobil),” pungkas Jahja.
“Nah, kalau ada demand pasti masyarakat butuh kredit, tanpa turunkan suku bunga, kredit itu perlu. Buktinya dulu kalau suku bunga naik, kredit malah naik, itu bagus kan ? Turun bukan berarti kredit naik.”
Jahja mengatakan, ada perbedaan antara pinjaman dan bunga. Namun, menurut dia, base rate kredit konsumsi sebenarnya lebih fleksibel dibandingkan reference rate.
Pimpinan BCA pun menyampaikan harapannya terhadap pemerintahan baru. Menurutnya, pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming akan mendukung sektor perbankan.
Jahja mengatakan, hal itu terlihat dari susunan kabinet. Di bidang keuangan, Bapak Muliani kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Suhasil Nzara serta Thomas Dijiwandono yang kembali menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan, dan ditambah lagi Wakil Menteri yaitu Angito Abimanyu.
“Karena kalau kita lihat, misalnya dari sudut pandang seorang menteri, sektor keuangan utama tetap dipertahankan, misalnya Pak Mulyani yang jadi wakil menteri, Pak Suhasil yang sudah jadi wakil menteri, maka Tuan adalah Angito yang juga lama menjabat di Bagian Keuangan Keluarga Dijiwandono ini yakin mampu menanganinya dari sisi keuangan, pungkas Jahja.
“Jadi, itu hal yang sangat positif dari sudut pandang investor asing. Kenapa? Karena ketika asing lihat nama-nama baru yang benar-benar asing, nomor satu, [mereka jual]. Nah, itu obligasi, mereka yang menjual saham dulu. Itu, “ucap Jahja. .
Pada saat yang sama, orang-orang terpercaya di kabinet pemerintah akan meyakinkan investor asing untuk tidak lari dari Indonesia.
(fsd/fsd) Simak video di bawah ini: Video: Buat Menteri Kabinet “Gemoy” Prabowo, Ini Harapan Investor Artikel Berikutnya Harga ‘Didiskon’ Lagi, Bos Besar BCA Ambil Saham Rp 1,98 Miliar