illini berita Ditopang Saham Blue Chip, IHSG Terbang 2% Dekati Level 7.200

Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks Saham Gabungan (IHSG) ditutup baik mendekati level psikologis 7.200 pada akhir perdagangan Selasa (12 Maret 2024).

IHSG naik 2,11% menjadi ditutup pada 7.196,02. Sepanjang transaksi, IHSG terpantau puas, dan di awal sesi pertama hari ini, IHSG “cepat tancap gas”. Dan pada sesi II hari ini, IHSG kembali menguat di akhir perdagangan dan berhasil menguat hingga 2%.

Volume perdagangan indeks saat ini mencapai kurang lebih Rp 12 triliun, termasuk 20 miliar saham yang diperjualbelikan sebanyak 1,2 juta kali. Total ada 356 saham menguat, 211 saham melemah, dan 220 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penopang terbesar IHSG dengan menguat 3,18% pada penutupan hari ini.

Sementara itu dari sisi ekuitas, dua bank emiten besar menjadi penopang terbesar IHSG pada penutupan hari ini. Yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencapai 26,6 poin indeks. Indeks mencapai 22,7 poin.

Selain itu, ada juga penerbit teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan penerbit telekomunikasi PT Telkom India (Persero) Tbk (TLKM) yang juga mendukung IHSG dengan 14 poin indeks.

Prospek bulan Desember lebih cerah karena pasar terlihat kembali optimis, dengan potensi pelemahan pasar sehingga meningkatkan keyakinan pasar bahwa IHSG bisa lebih stabil di bulan Desember.

Secara historis, IHSG cenderung mencatatkan kinerja positif di bulan Desember. Hal ini menyebabkan fenomena penipuan akuntansi pada bulan-bulan terakhir tahun ini, serta strategi perusahaan dan manajer aset untuk menarik investor: mengagung-agungkan laporan, kinerja keuangan, dan portofolio perusahaan.

Di sisi lain, terdapat kabar baik dari pasar global, khususnya AS, dengan adanya beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve) yang mendukung langkah penurunan suku bunga The Fed kembali pada tahun 2019. Pertemuan terakhir The Fed akan berlangsung pada tahun 2024.

Direktur Fed Christopher Waller menyatakan dukungannya terhadap kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan Fed bulan Desember, dengan inflasi diperkirakan masih turun ke target 2%. Komentar ini meningkatkan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga, dengan kemungkinan penurunan suku bunga mencapai hampir 75%.

Waller menekankan bahwa kebijakan masih cukup ketat dan penurunan suku bunga tidak akan mengubah pendekatan kebijakan moneter secara drastis. Namun, keputusan akhir akan mempertimbangkan data terbaru mengenai inflasi, lapangan kerja dan belanja konsumen sebelum pertemuan terakhir The Fed tahun ini.

“Kebijakan masih cukup ketat sehingga penurunan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan berikutnya tidak akan secara signifikan mengubah pendekatan kebijakan moneter yang diperlukan untuk mempertahankan kemajuan menuju target inflasi,” kata Waller pada konferensi pers. “Hal ini akan memberikan ruang yang cukup untuk memperlambat laju penurunan suku bunga berikutnya.” Simposium Bank Sentral, disponsori oleh American Institute of Economic Research.

Sementara itu, Presiden Fed Atlanta Rafael Bostic mengatakan hasil pertemuan tersebut masih belum pasti.

Sementara itu, Presiden Fed New York Williams tidak menguraikan keputusan bulan Desember itu dalam pernyataan tertulisnya, namun mengatakan ia memperkirakan penurunan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan “seiring waktu.”

Komentar dari para pembuat kebijakan utama AS membuat investor yang menggunakan alat FedWatch memperkirakan suku bunga akan dipotong sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 75% pada pertemuan The Fed pada 17-18 Desember. Hal ini memberikan tekanan pada imbal hasil obligasi pemerintah AS. Masa jabatannya adalah dua tahun.

Survei ILLINI NEWS

[email protected] (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Bos BEI: Bursa Efek Indonesia Sangat Kompetitif di Tingkat Global Artikel selanjutnya Potret Euforia IHSG di Era 7.300-an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *