Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat anjlok lebih dari 1% pada perdagangan sesi I Kamis (7/11/2024), menyusul kabar kemenangan Donald Trump sebagai presiden berikutnya. Amerika Serikat.
Hingga pukul 11.48 WIB IHSG sudah anjlok 1,15% ke 7.299,29. IHSG pun sempat mencapai level psikologis 7.200, tepatnya di kisaran 7.290.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi hari ini mencapai sekitar Rp 6,2 triliun dengan volume transaksi 13 miliar lembar saham dan diperdagangkan sebanyak 751.652 kali.
IHSG ambruk di tengah investor menunggu dan mencermati dampak kemenangan Trump sebagai calon presiden Amerika Serikat. Selain itu, pasar juga menunggu keputusan suku bunga bank sentral Amerika (Federal Reserve/The Fed).
Kemenangan Trump menggairahkan beberapa aset berisiko di AS, mulai dari pasar saham hingga pasar kripto. Wall Street pun ditutup hijau setelah Trump memenangkan pemilu AS kali ini.
Penurunan IHSG sejalan dengan beberapa bursa Asia seperti Nikkei. Salah satu pemicunya adalah kemenangan Trump dapat meningkatkan aliran modal asing, karena investor melihat investasi di AS lebih menarik.
Katrina Ell, direktur penelitian ekonomi di Moody’s Analytics, mengatakan Asia adalah salah satu kawasan yang mungkin terkena dampak kebijakan tarif Trump.
“Kebijakan perdagangan global Trump menimbulkan kecemasan terutama di Asia, mengingat platform proteksionisnya yang kuat, di mana dijanjikan tarif yang lebih agresif terhadap impor AS,” kata Ell, seperti dikutip BBC.
Kekhawatiran tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Perry mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika Trump menang. Hal tersebut antara lain tekanan terhadap nilai tukar rupee, potensi tekanan aliran modal, dan ketidakpastian pasar keuangan.
Perry mengatakan, potensi ekonomi yang bisa terjadi jika Trump kembali menjadi presiden AS antara lain penguatan dolar AS yang akan terus berlanjut di masa depan.
“Mata uang dolar akan menguat, suku bunga AS akan tetap tinggi dan tentunya perang dagang juga akan terus berlanjut,” kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Rabu (6/11).
Dikatakannya, berbagai permasalahan tersebut tentunya akan berdampak langsung terhadap perekonomian negara-negara berkembang secara ekonomi, seperti Indonesia. Menurut dia, nilai tukar rupee ke depan berpotensi melemah dan aliran modal asing berkurang.
“Dinamika ini akan berdampak pada semua negara, khususnya emerging market, termasuk Indonesia, artinya pertama, tekanan terhadap nilai tukar, kedua, aliran modal, dan ketiga, bagaimana hal ini mempengaruhi dinamika ‘ketidakpastian di pasar keuangan’, ujarnya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan risiko kemenangan Trump pada pemilu presiden AS, Perry mengatakan, BI bersama pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan tetap berkomitmen menjaga stabilitas perekonomian dan pasar keuangan, dengan tetap mendukung kebijakan tersebut. laju pertumbuhan ekonomi.
Maka kita harus menyikapinya secara hati-hati, Bank Indonesia terus menyampaikan komitmen menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, bersinergi erat dengan pemerintah dan KSSK, kata Perry Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di pusat. Jakarta. , Rabu (6/11).
RISET ILLINI NEWS (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Ketua BEI: Bursa RI sangat kompetitif secara global Artikel selanjutnya Potret IHSG Euforia kembali ke 7.300