Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintah Rusia buka-bukaan laporan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Hal tersebut disampaikan langsung Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat (18 Oktober 2024).
Ketika ditanya tentang kematian Sinwar, Kremlin mengatakan mereka lebih khawatir tentang “bencana kemanusiaan” di Gaza dan Lebanon setelah serangan Israel di kedua wilayah tersebut dibandingkan kematian Sinwar.
“Bagi kami, konsekuensi utama bagi warga sipil adalah apa yang kami lihat. Bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan Lebanon menjadi perhatian serius kami,” kata Peskov, dikutip AFP.
Sinwar, dalang serangan 7 Oktober 2023 ke Israel, tewas dalam operasi Israel di Gaza pada Rabu. Bahkan beredar beberapa foto terkait tewasnya tokoh yang juga pimpinan Brigade Perang Izzuddin Al Qassam.
Tentara Israel pada Kamis (17/10/24) mengklaim, setelah perburuan selama setahun, pasukannya berhasil “menghilangkan” Yahya Sinwar, pemimpin organisasi teroris Hamas.
Hamas sendiri belum mengonfirmasi secara terbuka kematian Yahya Sinwar. Israel, sebaliknya, menyatakan sedang melakukan tes DNA untuk memastikan bahwa jenazah Yahya Sinwar telah ditemukan.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu Israel sekaligus rival Moskow menilai Netanyahu harus terus membuat kemajuan menuju gencatan senjata permanen di Gaza. Presiden AS Joe Biden juga akan mengirim Menteri Luar Negeri AS Antonio Blinken ke Israel dalam empat atau lima hari ke depan.
“Kami menyerukan kepada perdana menteri Israel untuk melanjutkan dan memajukan gencatan senjata di Gaza setelah terbunuhnya Yahya Sinwar. Saya merasa lebih ‘optimis’ terhadap prospek gencatan senjata,” kata Biden.
“Yahja Sinwar adalah hambatan yang tidak dapat diatasi untuk mencapai semua tujuan ini. Kendala itu sudah tidak ada lagi. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan.”
(dce) Tonton video di bawah ini: Video: Adik Yahya Sinwar menjadi pemimpin sayap militer Hamas di Gaza Artikel berikutnya Begini reaksi Israel dan AS Yahya Sinwar menjadi pemimpin baru Hamas