berita aktual Optimalisasi Cadangan Batubara dan Gas untuk Ketahanan Energi Nasional

Catatan: Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan tidak mencerminkan pendapat dewan redaksi illinibasketballhistory.com

Batubara dan gas alam merupakan dua sumber energi fosil yang berperan penting dalam ketahanan energi. Indonesia memang beruntung memiliki cadangan besar kedua sumber energi tersebut.

Berdasarkan Tinjauan Statistik BP Energi Dunia 2021, Indonesia memiliki cadangan batu bara sebesar 34,87 miliar ton. Cadangan tersebut menjadikan Indonesia sebagai cadangan batu bara terbesar ketujuh di dunia. Data yang sama juga menunjukkan bahwa cadangan gas bumi Indonesia sangat besar, dengan total cadangan terbukti mencapai sekitar 50,5 triliun kaki kubik (Tcf) pada tahun 2020. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2021, total cadangan gas primer Indonesia konsumsi energinya mencapai 227 juta ton setara minyak (TOE). Dari jumlah tersebut, sekitar 38,5% batubara, 19,3% minyak bumi, 10,6% gas alam, dan energi terbarukan menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi untuk mewujudkan energi. Secara definisi, ketahanan energi nasional dapat digambarkan sebagai kemampuan suatu negara untuk menjamin pasokan energi yang memadai, stabil, dan terjangkau untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya, di satu sisi batubara dan gas alam. Tantangan perbaikannya masih besar . Meski penting untuk menyusun strategi optimalisasi kedua sumber energi tersebut, terutama dalam optimalisasi batubara, setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperkuat. Dari sudut pandang teknologi, cara memproduksi batubara bersih merupakan tantangan yang harus dihadapi. Hingga saat ini permasalahan lingkungan hidup tidak lepas dari penggunaan sumber energi yang dihasilkan dari batubara. Meskipun batubara mempunyai keunggulan sebagai sumber energi yang dapat diandalkan, namun permasalahan lingkungan seperti emisi gas rumah kaca dan polusi udara masih terus terjadi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan efisiensi penggunaan batubara guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan terhadap pengembangan dan penggunaan teknologi batubara ramah lingkungan, dengan upaya minimal untuk mencapai proses gasifikasi batubara dan karbon. Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan (CCS). Dengan penerapan teknologi ini, Indonesia dapat mengurangi emisi karbon dari batubara dengan tetap membangun pembangkit listrik berbasis batubara. Pembangkit listrik berbahan bakar batubara dapat dibangun dengan efisiensi tinggi seperti halnya pembangkit listrik tenaga uap superkritis dan superkritis.

Keduanya dapat meningkatkan efisiensi konversi energi dan mengurangi emisi. Perlu adanya peran pemerintah yang dapat mendorong investasi dalam pembangunan dan modernisasi pembangkit listrik agar batubara dapat diolah, serta produksi listrik, hingga produk lainnya seperti metanol, dimetil eter (DME), dan melalui cairan. proses pencairan bahan bakar. Dalam hal ketahanan energi, upaya diversifikasi sumber energi sangat penting untuk menghindari ketergantungan pada satu jenis sumber energi saja.

Meskipun pemurnian batubara memainkan peran penting dalam strategi diversifikasi ini, terutama jika cadangan batubara lokal mencukupi, hal yang sama harus dilakukan untuk gas alam dan gas alam cair (Liquified natural gas) sebagai alternatif yang efisien dalam pengembangan. Proses perubahan energi menuju penggunaan energi bersih. Seperti halnya batu bara, sumber energi ini juga perlu dioptimalkan untuk benar-benar mewujudkan ketahanan energi nasional. Ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur LNG. Dalam hal ini, pemerintah harus bisa mengembangkan infrastruktur LNG, termasuk terminal pengolahan ulang dan jaringan pipa distribusi gas. Dengan infrastruktur yang memadai, penggunaan LNG dapat diperluas ke berbagai sektor, seperti industri, transportasi dan pembangkit listrik, diversifikasi tetap memegang peranan penting. Penggunaan gas alam dan LNG dapat mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dan minyak bumi yang memiliki emisi karbon tinggi. Selain itu, gas alam mempunyai efisiensi pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan batu bara, sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan sehingga memberikan dukungan penggunaan yang optimal. LNG.

Sudah sepatutnya pemerintah memberikan insentif dan regulasi yang mendukung investasi di sektor LNG, seperti pembebasan pajak, subsidi pembangunan infrastruktur, dan kebijakan harga yang kompetitif. Pada akhirnya, semua ini diharapkan dapat menarik investasi asing dan dalam negeri, serta mendorong pertumbuhan industri LNG di Indonesia melalui peningkatan batubara dan gas alam, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. Ketahanan energi diperlukan untuk kepentingan negara. ini. Setidaknya, rasa aman energi yang timbul dari kedua sumber energi tersebut akan menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8%, dan menjamin tersedianya energi yang cukup untuk mendukung pembangunan nasional. (mq/mq)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *