Jakarta, ILLINI NEWS – Hasil survei Kementerian Transportasi (Kemenhub) terkait dengan potensi liburan Natal nasional pada tahun 2024 dan pada tahun baru 2025 (Nataru) menunjukkan bahwa hingga 110,67 juta orang akan bepergian. Hingga 45,68% atau 50,55 juta pelancong berdasarkan liburan untuk tujuan wisata.
Survei menunjukkan bahwa 36,07% atau 39,92 juta orang bepergian dengan mobil pribadi dan 17,71% atau 19,60 juta orang dalam sepeda motor pribadi.
Selain itu, diharapkan hingga 15,04% atau 16,65 juta orang bepergian dengan bus. Meskipun, jika ramalan telah diperbaiki, potensi penduduk untuk tinggal dengan bus selama liburan Nataru 2024/2025 adalah 6,54 juta. Jumlah prediksi diperbaiki setelah menghitung implementasi pada periode yang sama tahun lalu.
“Pergerakan komunitas pada periode Nataru menunjukkan perhatian publik yang tinggi dari para pelancong pada akhir tahun untuk mengunjungi tempat -tempat wisata karena periode ini dikombinasikan dengan liburan sekolah.
“Penduduk akan menyewa bus perjalanan tidak hanya untuk memperhatikan harga sewa ekonomi. Tetapi aspek -aspek struktur keselamatan harus diperhatikan, seperti peralatan yang tersedia, kaca pecah, alat pemadam api dan pintu darurat,” tambahnya.
Menurut Djoko, sejauh ini masih ada beberapa bus yang tidak diizinkan dan tidak mengarah pada tes yang layak untuk kendaraan motor atau KIR.
“Warga tidak terlibat dalam harga sewa -biaya rendah, tetapi tidak menyediakan layanan yang aman.
Pemerintah melanjutkan, sebenarnya telah mengeluarkan kebijakan untuk menjamin keamanan menggunakan perdagangan perjalanan. Ini, di antara ini, tercantum dalam surat edaran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif SE/8/DI.01.01/mk/2022 yang berkaitan dengan keselamatan transportasi pariwisata.
“Surat edaran, pertama -tama, pengguna layanan transportasi pariwisata (pariwisata dan wisatawan) menggunakan transportasi pariwisata berdasarkan persyaratan pariwisata sesuai dengan persyaratan teknis dan jalan dan memiliki lisensi resmi,” jelasnya.
Kedua, untuk tempat -tempat wisata dan taman yang menyenangkan didukung dengan menyediakan tempat peristirahatan bagi pengemudi perjalanan.
Ketiga, perusahaan layanan perjalanan memimpin inspeksi dan pengawasan reguler dari penerapan sistem manajemen keselamatan. Keempat, perusahaan layanan transportasi wisata telah secara resmi menjamin bahwa mereka telah mengutip kontribusi wajib sebagai bentuk tanggung jawab dalam memberikan hipertensi dasar kepada para wisatawan korban kecelakaan penumpang publik. Di tempat kelima, perusahaan layanan wisata harus memperhatikan jumlah penumpang agar tidak melebihi kemampuan.
“Pada hari Jumat, otoritas lokal, asosiasi dan khususnya pengguna transportasi wisata dan semua pihak harus membantu memantau penerapan standar manajemen keselamatan lalu lintas pada transportasi pariwisata dan merujuk kepada pemerintah jika terjadi pelanggaran,” jelasnya.
“Keberhasilan pemerintah dalam organisasi Nataru 2024/2025 akan menjadi persiapan modal asli untuk mengimplementasikan musim pulang pada tahun 2025,” kata Djoko.
Dengan mengutip situs web resmi Kementerian Transportasi, calon penumpang dapat memeriksa sendiri untuk memastikan mereka bepergian atau tidak.
Salah satu dari mereka meminta pengemudi untuk melihat tes KIR dan kepenuhan kendaraan lain.
Atau, memeriksa lisensi dan tim bus yang layak juga dapat dilakukan melalui https://mitradarat.dephub.go.id/.
Sebelumnya, Detkoto diluncurkan, presiden Komite Keselamatan Lalu Lintas Nasional (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan bahwa sebagian besar truk atau pengemudi bus tidak dilengkapi dengan pelatihan tentang kinerja profesional mereka. Palasari DS. Palasari, Ciater, Subang, Jawa Barat.
Urutan Waktu, Bus Fajar Trans Pude dengan Nomor Polisi OG 7524 AD Dia membawa sekelompok siswa dari Sekolah Pelatihan Profesional Lingga Kennana, Depok. Bus yang membawa dari Bandung ke Subang tiba -tiba berbelok ke kanan dan menabrak sepeda motor di jalur yang berlawanan dan bahu untuk bus bergulir. 11 orang tewas dalam kecelakaan itu.
.