Menteri untuk Sumber Daya Bahan Bakar dan Mineral Bahlil Lahadalia telah menjelaskan risiko negara karena impor Jakarta dan ILLINI NEWS – Gas Cair Gas (LPG). Mata uang yang hilang mencapai Rp 63,5 triliun.
Bahlil menjelaskan bahwa konsumsi gas LPG domestik telah mencapai 8 juta ton per tahun. Kebutuhan sebagian besar diberikan dari impor.
“Industri LPG kami (produk) hanya 1,7 juta ton, dan kami telah mengimpornya. Jadi impor kami adalah 6-7 juta ton,” kata Sesi Koordinasi Nasional Repassnas 2024 Senin (14/14/2024).
Produksi LPG nasional telah mencapai 1,98 juta ton, dengan impor LPG nasional menjadi 6,9 juta ton, mengutip kinerja data impor dari 2023 LPG.
Selain itu, mata uang negara telah mencapai $ 63,5 triliun karena impor LPG, dengan harga LPG UMING US $ 580/ton dan nilai tukar Rp 16.000/US $.
Bahlil mengatakan pemerintah berencana untuk membangun industri gas di masa depan.
“Saya menghitung dengan SKK Migas dan Pertamina. Saya berharap itu 1,5 – 1,2 juta ton yang bisa kita lakukan,” kata Bahlil.
Selain itu, pemerintah juga ingin membangun jaringan gas. Pada titik ini, strukturnya masih sangat rendah. Hanya 6%dari Timur, 4%dari Jawa Barat dan 2%dari Jawa Tengah.
Mantan Menteri Investasi mengatakan dia telah berkomunikasi dengan Menteri Keuangan untuk membangun jaringan gas. Dengan demikian, orang dapat membeli gas murah.
“Kita harus membuat terminologi ini, dan jika kita tidak mengimpornya lagi, aku akan mati dengan impor kita. Aku akan bisa berdiri di atas kaki mereka sendiri untuk mempertahankan SDA. Ini sekolahku.”
Bahlil mengatakan bahwa biaya subsidi negara untuk LPG telah mencapai 60-80 triliun per tahun. Ini adalah biaya pemerintah sehingga memberikan harga gas yang murah.
“Ini adalah suplemen kami karena harga gas tidak pernah dinaikkan sejak 2006 – 2007. Harga gas saat ini per kilo adalah RP.