illini news Ekonom Ungkap PR 100 Hari Pertama Pemerintahan Prabowo

JAKARTA, ILLINI NEWS – Institute for Economic and Financial Development (INDEF) berharap program 100 hari Presiden Prabowo Subiano dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Wakil Direktur Indef Eco Listianto mengatakan hal ini merupakan strategi jangka pendek untuk membantu perekonomian Indonesia keluar dari pertumbuhan stagnan sebesar 5%.

“100 hari pertama harusnya bisa meningkatkan daya beli, apapun yang dilakukan, kebijakan yang diterapkan harus bisa meningkatkan daya beli,” kata Eco dalam debat publik Indef: “Apakah ambisi pertumbuhan 8% itu realistis?”

Menurut Eco, hal itu harus dilakukan agar konsumsi dalam negeri bisa mengimbangi pertumbuhan ekonomi, di atas 5%. Kedua, upaya membendung gelombang PHK. Pemerintah harus berupaya mengurangi jumlah PHK. Pasalnya, fenomena tersebut mengancam menekan daya beli.

“Dalam 100 hari memang tidak mudah, tapi setidaknya ke depannya PHK bisa dihindari. Salah satunya adalah tidak menaikkan PPN seperti yang saya sampaikan tadi. Tunda dulu,” kata Eko.

Ketiga, program makan bergizi gratis. ECO berharap program ini dapat dilaksanakan secara efektif untuk meningkatkan daya saing UKM. Selain itu, Anda juga ingin memastikan minimalnya penyimpangan dalam program tersebut.

“Jangan sampai anggaran anak sebesar Rp 15.000 mencapai separuh dari jumlah untuk pelajar… Kalau tidak berhasil, bisa saja kebijakan MBG ini berubah dalam lima tahun ke depan,” kata Echo.

Sementara itu, baik Prabowo maupun Gibran tidak pernah membicarakan program 100 hari tersebut. Program Quick Wins telah diluncurkan. Berikut daftarnya:

1. Program makan siang bergizi gratis 

2. Pemeriksaan gratis tekanan darah, gula darah, rontgen dan penyakit ganas

3. TBC 

4. Pembangunan rumah sakit bermutu yang lengkap di daerah 

5. Renovasi sekolah berupa ruang kelas, furniture dan toilet (mandi, wastafel, toilet) untuk 22.000 sekolah.

6. Membangun sekolah unggulan yang terintegrasi 

7. Pembangunan dapur umum pangan nasional daerah dan pedesaan dengan menambah 80.000 hektar lahan pertanian dan menciptakan 150.000 hektar sawah baru.

(haa/haa) Tonton video di bawah ini: OECD prediksi anggaran pangan bebas bloat dan bergizi Artikel Selanjutnya Duh! Inflasi menjadi pertanda dompet masyarakat Indonesia semakin menipis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *