Jakarta, Indonesia ILLINI NEWS – Presiden Indonesia Prabovo Subanto secara resmi membentuk kelompok target yang menurun (Target Group). Ini ditunjukkan dalam presiden Republik Indonesia No. 1 pada tahun 2025 sehubungan dengan kelompok sasaran untuk mempercepat keamanan kemudi dan negara.
Seperti dalam peraturan tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ditunjuk sebagai ketua kelompok sasaran. Dengan kelompok sasaran ini, pemerintah akan memperluas hilir sektor di negara itu tidak hanya di sektor pertambangan.
Bachlil mengatakan bahwa sektor -sektor lain, yang juga akan ditahan di Indonesia, berada di sektor minyak dan gas (minyak dan gas), salah satunya adalah metanol.
“Lalu kami mendorong minyak dan gas untuk pembangunan metanol. Karena kami dari B35 hingga B40, kami membutuhkan 2,3 juta ton metanol. Dan metanol dalam produksi domestik kami tidak lebih dari 500 ribu, ”kata Bahlil, ketika Jakarta, Jumat (01.10.2025) dalam pembangunan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral).
Keturunan sektor minyak dan gas harus didorong, karena Indonesia sendiri mengimpor metanol untuk memenuhi persyaratan internal untuk mencapai 80%.
“Ini berarti bahwa kami mengimpor 80%. Sekarang kami mendesak ini untuk membangun (pabrik) metanol di Bozhnoloro, ”katanya.
Selain metanol, Bahlil juga mengatakan bahwa partainya mendorong pembangunan pabrik amonia, terutama di Papua Barat, untuk mendorong pertumbuhan industri di wilayah tersebut.
“Kemudian amonia, kami akan mendorong Papua, di Papua Barat, termasuk sektor -sektor lain yang kami sanjung, memancing, pertanian, kehutanan, ini adalah bagian penting dari penolakan kami, karena mereka juga dapat menciptakan pekerjaan yang cukup, sehingga penciptaan lapangan kerja, tetapi dengan upah berkualitas tinggi,” katanya.
Koleksi Pasal 1 Presiden No. 1/2025, dikatakan bahwa: Kelompok target dibentuk untuk menerapkan akselerasi hilir dalam mineral, minyak dan gas, pertanian, kehutanan dan laut untuk meningkatkan biaya di negara ini.
Serta mendorong percepatan keamanan energi nasional melalui ketersediaan dan kepuasan kebutuhan energi internal, baik minyak, dan gas, batubara, listrik dan sumber energi terbarukan baru.
Selain itu, kelompok sasaran ditugaskan untuk mengoordinasikan perumusan aturan, standar untuk preferensi bisnis, ketersediaan pembiayaan dan pendapatan nasional.
Termasuk pemetaan hambatan bisnis, penyesuaian dan penggunaan perencanaan tata ruang dan kelautan untuk merekomendasikan proyek strategis yang lebih rendah dan keamanan energi nasional, yang dapat dibiayai oleh perbankan perbankan dalam anggaran negara. (PGR/PGR) Tonton video di bawah ini: Video: Prabowo Tip Hilstream 28.