illini news Ini Dia Sumber Bauksit untuk Pabrik Alumina Rp 14 Triliun

Jakarta, ILLINI NEWS – Indonesia saat ini sedang membangun fasilitas pengolahan bauksit pada tahap pertama alumina atau smelting grade alumina Refinery (SGAR) di Mempawa, Kalimantan Barat.

Proyek senilai US$900 juta atau sekitar Rp13,96 triliun ini dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), perusahaan patungan dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). PT Aneka Tamban Tbk (ANTM).

Direktur Utama PT BAI Leonard M. Manulun mengatakan proyek tersebut akan menghasilkan hingga 1 juta keping alumina per tahun dan ditargetkan selesai pada awal tahun 2025.

Lalu dari mana asal bauksit untuk pabrik alumina ini?

Dia mengatakan, pasokan bauksit smelter alumina tersebut akan berasal dari tambang bauksit milik PT Aneka Tambang (Antam) di Kalimantan Barat. Dia mengatakan, sumber daya bauksit Antam di wilayah tersebut berjumlah 550 juta ton.

“Jadi bauksitnya hampir seluruhnya ada di Kalimantan Barat. Kalau melihat sumber daya bauksit yang ada saat ini yang dimiliki Antam, jumlahnya sekitar 550 juta blok,” kata Leonard, Jumat (18/18/18) kepada ILLINI NEWS Mining. Oktober 2024).

Leonard mengatakan, sumber daya bauksit Antam diperkirakan mencapai 550 juta ton, cukup untuk memproduksi alumina selama lebih dari 10 tahun dengan kapasitas 3 juta ton per tahun.

“Jadi jika sumber daya mencukupi maka akan memberikan banyak peluang bagi berkembangnya industri alumina,” imbuhnya.

Selain itu, permintaan aluminium akan terus tumbuh sebanyak 10% per tahun hingga tahun 2035, kata Leonard. Oleh karena itu, ia menghitung kebutuhan aluminium Indonesia akan mencapai 10 juta ton per tahun pada tahun 2045.

Artinya, produk alumina menjadi tantangan nyata untuk memenuhi kebutuhan pabrik alumina di masa depan, ujarnya.

Seperti diketahui, suntikan bauksit tahap pertama SGAR Menpawa Tahap 1 dimulai pada Selasa (24 September 2024) dan langsung diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pabrik peleburan tahap pertama ini akan menghasilkan 1 juta ton alumina per tahun.

Proyek SGAR tahap pertama akan menghubungkan rantai pasok antara bauksit yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Kalimantan Barat dengan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Injeksi bijih bauksit merupakan rangkaian pertama proses produksi alumina, dan target produksi alumina pertama direncanakan selesai pada November 2024. Proses commissioning atau commissioning akan dilakukan secara bertahap, dengan produksi ditingkatkan atau ditingkatkan secara bertahap hingga Desember 2024.

SGAR tahap pertama berencana memasuki produksi alumina skala penuh pada kuartal pertama tahun 2025, dengan tanggal operasi komersial (COD) atau target operasi komersial pada akhir Februari 2025.

Setelah proyek tahap pertama selesai, rencananya SGAR akan memasuki proyek tahap kedua dengan target memproduksi 1 juta ton alumina per tahun dan mulai berproduksi pada tahun 2028.

Dengan dimulainya proyek SGAR tahap pertama dan kedua, produksi alumina dalam negeri akan meningkat menjadi 2 juta ton/tahun, dan kebutuhan bijih bauksit akan mencapai 6 juta ton/tahun.

Hal ini sejalan dengan rencana aksi korporasi Inalum untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium menjadi 900.000 ton per tahun.

Selain itu, kapasitas produksi aluminium di smelter aluminium Inalum saat ini sebesar 275.000 ton yang seluruhnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium dalam negeri.

Namun kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton/tahun. Pada tahun 2018 hingga 2023, pasokan aluminium dalam negeri masih didominasi oleh produk impor, dengan impor sebesar 56%. Pada tahun 2023, pasokan aluminium dalam negeri masih mendominasi pasokan tersebut jumlahnya adalah 44%.

(wia) Tonton video di bawah ini: Video: Rencana Integrasi Hilirisasi Bauksit-Aluminium Pertama RI Artikel berikutnya Besok, Jokowi akan menyaksikan suntikan pertama bauksit Rp 25,6 triliun di pabrik tersebut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *