JAKARTA, ILLINI NEWS – Kecerdasan buatan (AI) generatif seperti ChatGPT banyak digunakan oleh berbagai kalangan. termasuk siswa yang menggunakannya untuk mengerjakan tugas.
Namun, meluasnya penggunaan ChatGPT tampaknya berdampak pada platform bimbingan belajar online seperti Chegg.
Platform seperti Chegg dulunya adalah tempat siswa dapat mencari bantuan dalam mengerjakan tugas. Kini perusahaan tersebut tampaknya berada di ambang kebangkrutan, yang diyakini terkait erat dengan kebangkitan ChatGPT OpenAI.
Valuasi Chegg diperkirakan merugi US$14,5 miliar (Rs 229 triliun) karena saham perusahaan edutech asal AS itu anjlok 99 persen dari puncaknya pada 2021.
Chegg juga telah kehilangan lebih dari setengah juta pelanggan yang membayar, dan seperempat tenaga kerja Chegg (441 karyawan) telah diberhentikan dalam beberapa bulan terakhir.
Dengan turunnya pendapatan, analis perdagangan obligasi khawatir tentang kemampuan Chegg untuk membayar utang, menurut laporan Wall Street Journal. Laporan tersebut mengkaji apakah peningkatan jumlah siswa yang memilih untuk tidak mengikuti Chag bertepatan dengan munculnya model bahasa besar (LLM) seperti ChatGPT.
Chag berubah dari pertumbuhan yang stabil dan persaingan yang minimal menjadi kehilangan relevansinya dengan cepat dengan peluncuran ChatGPT pada tahun 2022.
Chatbot AI yang dilatih mengenai sejumlah besar data dan informasi yang tersedia di internet dapat merespons dalam hitungan detik.
Siswa beralih dari Chegg karena perbedaan yang ditawarkan ChatGPT.
“Gratis, instan, dan Anda tidak perlu khawatir apakah ada masalah atau tidak,” kata Jonah Tang, seorang mahasiswa MBA, dalam laporan Wall Street Journal.
Sementara itu, lebih dari 62 persen pelajar berencana menggunakan ChatGPT semester ini dan hanya 30 persen yang menyatakan akan menggunakan Chegg, Indian Express, sebuah bank investasi, Rabu (13/11/2024) menurut survei terbaru yang dilakukan Needham. . ).
Namun, para ahli memperingatkan bahwa jawaban yang dihasilkan oleh ChatGPT tidak selalu akurat, karena LLM rentan terhadap distorsi informasi, yang berarti jawaban harus diperiksa ulang.
Yang lain juga berpendapat bahwa LLM tidak pernah dapat digunakan untuk tugas faktual karena memberikan jawaban dengan menebak urutan kata atau frasa yang harus ditebak suatu kalimat (penentuan probabilitas).
Dugaan kelemahan dalam LLM ini tidak menghentikan perusahaan untuk memasarkan model AI terbaru mereka sebagai tutor pribadi atau asisten peneliti yang dapat memberikan solusi terhadap masalah kompleks dalam sains, pengkodean, matematika, dan banyak lagi. (dem/dem) Simak videonya di bawah ini: Video: Waspada Penipu DeepFake Semakin Menakutkan, Begini Cara Melawannya! Artikel selanjutnyaFitur iPhone baru diblokir, tidak dirilis di seluruh dunia