Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka positif pada awal sesi perdagangan Jumat (8/11/2024), setelah beberapa hari terakhir sempat lelah hingga hanya mencapai level mental 7.200.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,83% ke 7.304,14. Empat menit setelah saya buka, IHSG melemah hingga menguat 0,62% ke 7.288,86.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi hari ini mencapai Rp 855 miliar dengan volume transaksi 794 juta lembar saham dan telah dilakukan 60.830 kali bursa.
Sejumlah ide bagus mulai bermunculan pekan ini yang berpotensi membawa IHSG ke zona hijau.
Bank sentral Amerika (The Federal Reserve/The Fed) sudah berhenti menurunkan suku bunga lagi, cadangan devisa Indonesia masih sangat tebal, dan kini pasar hanya tinggal fokus pada konferensi China untuk melihat seperti apa kebijakan stimulus ekonominya.
The Fed juga memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis waktu AS hingga Jumat pagi di Indonesia.
Pemotongan sebesar 25bps ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50bps pada September lalu. Oleh karena itu, The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 75bps.
Diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka akan mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023. -Agustus 2024 atau lebih dalam setahun.
Dalam keterangannya, The Fed menjelaskan pihaknya memangkas suku bunga karena yakin inflasi AS bergerak menuju kisaran target 2%. Indikator perekonomian terkini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian terus tumbuh dengan pesat.
“Pengangguran meningkat namun masih rendah. Inflasi telah menunjukkan kemajuan menuju level 2% namun tetap pada level tinggi,” tulis The Fed dalam situsnya.
Penurunan suku bunga ini akan menjadi hal yang menarik di pasar keuangan internasional karena bank sentral lain akan menolak untuk menurunkan suku bunganya lagi, termasuk Bank Indonesia (BI). Suku bunga yang lebih rendah menambah lebih banyak uang ke pasar dan membalikkan keadaan perekonomian.
Kabar baik datang dari perekonomian negara dan cadangan devisa yang masih tebal, semoga bisa dimanfaatkan untuk memperkuat mata uang Indonesia.
Bank Indonesia (BI) menyebutkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar $151,2 miliar. Realisasi ini meningkat sebesar $1,3 miliar dari sebelumnya $149,9 miliar.
Peningkatan cadangan devisa antara lain berasal dari pajak dan pendapatan jasa serta penarikan pinjaman pemerintah.
Berdasarkan data, cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, berada di atas standar dunia yang berlaku selama 3 bulan impor.
BI menilai apakah cadangan devisa dapat menopang kekuatan sektor eksternal dan keberlanjutan makroekonomi dan sistem keuangan.
“Ke depan, Bank Indonesia meyakini cadangan devisa cukup baik untuk menopang kekuatan sektor eksternal. Outlook ekspor tetap positif, dan keseimbangan permodalan dan transaksi keuangan diperkirakan tetap stabil, dilandasi oleh niat baik para pelaku usaha. Prospek perekonomian negara dan hasil investasi yang menarik, pada saat yang sama terus mendukung lingkungan eksternal.”
RISET ILLINI NEWS (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Respon Baik Kabinet Prabowo, Perkuat Daftar Dokumen 7 Hari IHSG, Baru Dibuka, IHSG Sudah Berubah Bak Istana Kerajaan