illini berita Terungkap Alasan Lain Kunci Kemenangan Trump, Selain Warga Muslim AS

Jakarta, ILLINI NEWS – Donald Trump sukses kembali menjadi presiden Amerika Serikat (AS). Hal itu ditegaskannya usai memenangkan pemilu Selasa (11/5/2024) lalu melawan lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, yang kini menjabat Wakil Presiden Amerika Serikat.

Timbul pertanyaan mengapa calon yang menjabat Presiden 2017-2021 kali ini kembali menang. Lebih jauh lagi, hasil ini sangat kontras dengan berbagai jajak pendapat yang menunjukkan dukungan terhadap Kamala sebelum hari pemilu.

Bukan hanya pengaruh dukungan Muslim Amerika, namun kelompok lain yang mendukung kemenangan Trump.

Kaum muda adalah faktor terbesar dalam kemenangan Trump, menurut AFP. Kaum muda, yang cenderung lebih liberal, tidak tergoyahkan oleh Trump yang maskulin. Dia mencoba-coba olahraga pertarungan, cryptocurrency, dan muncul di podcast yang didominasi pria.

“Jika Anda laki-laki di negara ini dan tidak memilih Donald Trump, Anda bukan laki-laki,” kata Charlie Kirk, seorang aktivis konservatif yang telah lama fokus pada suara kaum muda, (9/11/). . 2024).

Donald Trump memenangkan pemilihan presiden dengan 54 persen laki-laki memilih kandidat tersebut. Jumlah itu naik dari 51% pada tahun 2020, menurut jajak pendapat NBC.

Namun, hal ini mengejutkan di kalangan pemilih muda berusia 18-29 tahun. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa 49 persen pemilih dalam kelompok usia ini memilih Trump, mematahkan gambaran sebelumnya mengenai generasi muda yang berhaluan kiri.

Hal ini juga sejalan dengan apa yang dikatakan miliarder kenamaan Elon Musk. Pendukung Trump mengatakan “kavaleri telah tiba” hingga hari pemilihan.

Pada akhirnya, salah satu faktor yang mendorong generasi muda memilih Trump adalah dorongan ekonomi. Spencer Thomas, seorang warga yang memilih Harris, mengatakan perekonomian menjadi pusat perhatian dibandingkan isu-isu lain, seperti hak aborsi.

“Mereka lebih fokus pada kebijakan ekonomi dan hal-hal semacam itu dibandingkan hak aborsi,” kata seorang mahasiswa di Howard University, sebuah kampus yang secara historis merupakan kampus kulit hitam di Washington.

Jika tidak, energi macho dari pencalonan Trump akan menarik pemilih muda. Hal ini membuat cara mereka mengatasi permasalahan liberal atau sayap kiri menjadi lebih menarik bagi pemilih laki-laki muda, bahkan di kalangan laki-laki kulit hitam dan Latin.

“Pria kulit hitam dan Latin mungkin mengabaikan rasisme dalam kampanye Trump karena Trump menarik maskulinitas mereka,” kata Tammy Vigil, seorang profesor studi media di Universitas Boston.

Kathleen Dolan, seorang ilmuwan politik di Universitas Wisconsin, sependapat dengan Vigil. Ia mencontohkan Trump yang muncul di podcast Joe Rogan Experience yang sebagian besar pendengarnya adalah kaum muda.

Maskulinitasnya menarik baik pria maupun wanita yang menyukainya karena ia dipandang sebagai ‘tangguh’ dan ‘pemimpin’.

Sebelumnya, saat Trump mengumumkan kemenangannya, ia menyebut dirinya termasuk salah satu partai yang didukung kelompok Islam hingga ia kembali menang sebagai presiden Amerika Serikat ke-47.

“Mereka datang dari semua lapisan masyarakat, terintegrasi, non-integrasi, Afrika-Amerika, Hispanik-Amerika, Asia-Amerika, Arab-Amerika, Muslim-Amerika,” ujarnya.

“Kami memiliki semuanya. Indah sekali,” katanya. (dce) Tonton video di bawah ini: Video: Korea Utara Gagal Mengesahkan RUU untuk Menangguhkan Plafon Utang AS Next Post Trump yang Tak Terhentikan! Janji perang Gaza-Rusia sudah berakhir, bawa rahmat Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *