Jakarta, ILLINI NEWS – Aliran modal asing terlihat meninggalkan pasar keuangan domestik selama sembilan minggu berturut-turut. Investor asing semakin banyak meninggalkan Indonesia dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir.
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 2-5 Desember 2024, investor asing catat total penjualan Rp 5,13 triliun, meliputi total pembelian Rp 1,24 triliun di pasar saham, total penjualan Rp 1,37 triliun di Pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Total penjualan Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI) senilai Rp 5,00 triliun.
Total penjualan luar negeri terjadi selama sembilan minggu berturut-turut atau sejak minggu kedua Oktober 2024 atau sekitar dua bulan dengan total penjualan Rp 47 triliun.
Sedangkan pada tahun 2024, berdasarkan data setelmen hingga 5 Desember 2024, investor asing mencatatkan total pembelian di pasar saham sebesar Rp22,13 triliun, di pasar SBN sebesar Rp32,33 triliun, dan di pasar SBN sebesar Rp175,89 triliun.
Besarnya modal asing yang dapat keluar dari pasar modal tanah air terlihat dari besarnya kepemilikan asing terhadap SBN. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), kepemilikan asing di SBN sebesar 14,83% dan akan terus menurun hingga 14,55% pada 5 Desember 2024.
Salah satu penyebabnya karena anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai Oktober 2024 dan berlanjut pada November dan Desember.
Ekonom CIMB Niaga Bank Mika Martumpal menjelaskan masih terdapat risiko yang harus diwaspadai investor asing saat berinvestasi di Indonesia, seperti risiko nilai tukar dan kecenderungan negara asing menawarkan return yang lebih tinggi untuk menarik aliran modal, seperti seperti di Amerika dan Tiongkok.
Dilansir Refinitiv, pergerakan rupiah terlihat melemah masing-masing sebesar 3,67%, 0,96%, dan 0,03% pada bulan Oktober, November, dan Desember (hingga 6 Desember 2024).
Gubernur BI Perry Warjiyo juga menegaskan masuknya modal asing ke Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan perekonomian.
Berbicara di hadapan ratusan bankir Indonesia pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Perry mengatakan aliran modal asing meninggalkan Emerging Markets dan kembali ke pasar AS karena kuatnya dolar AS dan tingginya suku bunga AS.
“Investasikan
Namun secara historis Indeks Dolar AS (DXY) cenderung menurun pada bulan Desember. Ini merupakan saat yang tepat untuk kembali memperkuat rupiah dan mendorong masuknya arus masuk ke pasar modal dalam negeri.
RISET ILLINI NEWS
[dilindungi email] (rev/rev)