JAKARTA, ILLINI NEWS – Mata uang Asia melemah di tengah penantian pelaku pasar terhadap data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan ketegangan politik di Timur Tengah.
Menurut Refinitiv, Ringgit Malaysia turun signifikan pada hari ini Kamis (3/10/2024) pukul 11.38 WIB.
Ringgit Malaysia melemah 1,04% terhadap dolar AS, sedangkan rupiah melemah 0,81%. Baht Thailand juga melemah 0,69%, peso Filipina 0,26%, dan yen Jepang 0,2%.
Hanya yuan Tiongkok yang mampu menahan guncangan akibat pelemahan ini.
Mata uang Asia juga melemah di tengah memburuknya pasar global akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Situasi ini menyebabkan investor mencari aset yang aman seperti dolar AS. Indeks dolar sempat sekuat 101,7 atau terkuat sejak awal September 2024.
Ketidakpastian pun meningkat setelah Iran kembali menyerang Israel. Konflik bersenjata menciptakan gejolak di pasar dan investor akan cenderung memilih aset yang aman dibandingkan pasar yang berisiko seperti saham.
Iran menyerang Israel pada hari Selasa, beberapa jam setelah pejabat Gedung Putih memperingatkan bahwa Teheran “hampir” merencanakan serangan.
Apalagi tantangan belum usai, pada Kamis (3/9/2024) pelaku pasar juga menunggu data penting dari Amerika Serikat yakni mengenai kepastian pasar tenaga kerja.
Berdasarkan laporan ekonomi perdagangan, klaim pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 220.000 dari minggu lalu 218.000.
Kemudian data on-Farm Payrolls AS akan dilanjutkan besok (4/10/2024). Konsensusnya tetap di 142 ribu, mengindikasikan kemungkinan perlambatan di sektor ketenagakerjaan. Tingkat pengangguran, yang diperkirakan akan tetap stabil di 4,2%, dan pertumbuhan upah per jam yang lemah diperkirakan akan menentukan apakah Federal Reserve akan melakukan pelonggaran kebijakan pada pertemuan berikutnya. (mae/mae) Simak video berikut ini: Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tak Bisa Ditawar!