JAKARTA, ILLINI NEWS – Tahun 2024 akan menjadi tahun suram bagi dunia penerbangan. Dua tragedi besar, kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan dan kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines, mengakhiri rekor keselamatan yang membaik dalam beberapa tahun terakhir.
Jumlah korban tewas di sektor penerbangan meningkat menjadi 318, tertinggi sejak 2018, ketika 557 orang tewas dalam kecelakaan penerbangan komersial, The Japan Times melaporkan.
Salah satu peristiwa paling menyedihkan dalam dunia penerbangan pada tahun itu adalah jatuhnya pesawat Boeing 737 Max Line Air di Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Jakarta, menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya.
Juga pada tahun 2018, terjadi kecelakaan pesawat Saratov yang menewaskan 71 orang, dan Kubana de Aviacion yang menewaskan 112 orang.
Pada tahun 2024, jumlah korban kecelakaan pesawat juga melebihi 300 orang untuk pertama kalinya sejak tahun 2018.
Fokusnya adalah pada tragedi Jeju Air. Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai tersebut gagal mendarat di Bandara Internasional Moan di Korea Selatan. Pesawat lepas landas tanpa roda pendaratan dan menabrak dinding beton sebelum terbakar. Dari 181 penumpang dan awak, hanya dua yang selamat. Insiden tersebut merupakan bencana penerbangan sipil terburuk dalam sejarah Korea Selatan.
Kejadian bermula ketika pilot melaporkan adanya serangan burung sebelum mendeklarasikan midi dan berusaha mendarat di arah berlawanan. Namun, timbul pertanyaan: mengapa roda pendaratan tidak bergerak? Mengapa flap tidak digunakan untuk memperlambat pesawat? Awalnya diyakini bahwa kerusakan mesin akibat serangan burung mungkin mempengaruhi sistem umum pesawat, namun penyelidikan masih berlangsung.
Tahun ini dibarengi dengan kejadian lain yang masuk daftar gelap. Pada bulan Januari, sebuah pesawat Japan Airlines bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai di Tokyo, menewaskan lima orang. Pada bulan Juli, sebuah pesawat Saurya Airlines jatuh di Nepal, menewaskan 18 orang, dan pada bulan Agustus, tragedi menimpa Brasil ketika sebuah pesawat VoePass jatuh karena cuaca buruk, menewaskan 62 orang.
Konflik geopolitik juga menambah kepahitan. Pada bulan Desember, sebuah pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan, yang dikatakan secara tidak sengaja ditembak jatuh oleh Rusia. Kecelakaan tersebut menewaskan seluruh penumpang dan awak serta menyoroti kompleksitas risiko yang dihadapi dunia penerbangan.
Faktanya, tahun 2023 tercatat dalam sejarah sebagai tahun teraman dalam dunia penerbangan dengan nihil korban jiwa pada pesawat penumpang besar. Namun, tahun 2024 menjadi pengingat bahwa meskipun peraturan teknis dan keselamatan terus berkembang, unsur ketidakpastian sulit untuk dihindari.
Optimisme tetap ada. Menurut Jan Arud Richter, pakar keamanan penerbangan Jerman, tahun 2024 kemungkinan besar akan dilihat sebagai anomali dalam tren jangka panjang. Dia berkata: “Keamanan penerbangan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Tahun ini akan menjadi pelajaran berharga untuk masa depan.” Dunia penerbangan kini menghadapi tantangan baru untuk menjamin keselamatan udara bagi seluruh penumpang.
Riset ILLINI NEWS
(tanggul/tanggul)