Jakarta, ILLINI NEWS – Dana asing mengalir keluar pasar keuangan domestik selama tujuh minggu berturut-turut. Investor asing semakin agresif meninggalkan Indonesia, terutama setelah Donald Trump memenangkan pemilu AS melawan Kamala Harris dan pernyataan bank sentral AS (Fed) yang kurang dovish.
Bank Indonesia (BI) mempublikasikan data periode 18-21 November 2024, investor asing mencatatkan jual bersih Rp7,50 triliun, dari penjualan bersih Rp3,30 triliun di pasar obligasi pemerintah (SBN) Rp3,59 triliun. ), dan Rp 0,61 triliun di Bank Surat Berharga Rupiah Indonesia (SRBI).
Penjualan bersih luar negeri selama tujuh minggu berturut-turut atau sejak minggu kedua Oktober 2024 total penjualan bersih lebih dari Rp 40 triliun.
Sedangkan pada tahun 2024, berdasarkan data sesi hingga 21 November 2024, investor asing mencatatkan beli bersih di pasar saham Rp 27,15 triliun, pasar SBN Rp 33,17 triliun, dan SRBI Rp 187,68 triliun.
Pasca kemenangan Trump sebagai presiden Amerika Serikat tahun ini, negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, merasakan dampak negatifnya. Penyebabnya karena potensi kebijakan proteksionis, salah satunya adalah menaikkan pajak perdagangan dari 10% menjadi 20% secara global, sedangkan untuk China bisa sampai 100% yang akan membuat pasar berada dalam bayang-bayang perdagangan. . ibu perang.
Selain itu, tentunya akan menimbulkan efek domino bagi Tiongkok yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Setelah menerima kabar baik mengenai penurunan suku bunga dari The Fed pada bulan November, hal tersebut tidak berhenti sampai disitu saja. Ketua The Fed Jerome Powell juga mengingatkan perekonomian AS masih kuat dan tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga.
Sekadar informasi, survei CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa 49,1% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Desember 2024, dan akan sulit bagi mereka untuk pergi ke emerging market.
Hal ini memungkinkan asing meninggalkan pasar keuangan domestik dan memilih pasar keuangan AS untuk sementara waktu.
Hal ini terlihat dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Keuangan dan Risiko (DJPPR) yang menunjukkan kepemilikan investor asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) terus menurun setelah bulan November.
Pada 1 November 2024, kepemilikan asing di SBN sebesar 14,83% dan pada 21 November 2024 menjadi 14,63%.
STUDI ILLINI NEWS
[dilindungi email] (rubah/rubah)