JAKARTA, ILLINI NEWSÂ Indonesia – Pasar produk kecantikan Indonesia diguncang oleh perubahan tren penjualan.
Berdasarkan data Kompas.co.id, banyak brand yang mengalami penurunan penjualan signifikan akibat terlalu mendeklarasikan kandungan produknya. Sebaliknya, merek dengan klaim asli justru mengalami pertumbuhan, seperti Hanasui yang mencatatkan penjualan hingga 252 persen.
Fenomena ini erat kaitannya dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kandungan sebenarnya dari produk kecantikan yang diperkuat dengan pelatihan Key Opinion Leaders (KOL) dan influencer media sosial.
Salah satu tokoh yang belakangan ini berperan besar dalam mengungkap kebenaran produk overhyped adalah Dr. Detective atau Doctiff. Doktif secara berkala membeberkan merek-merek yang diduga memiliki konten tidak pantas yang berdampak signifikan terhadap perilaku konsumen. Doctiff, yang identitasnya dirahasiakan, sering menggunakan media sosial untuk mengekspos merek yang melebih-lebihkan bahan aktif seperti retinol dan niacinamide. Menurut data terbaru Kompas.co.id, langkah tersebut menjadi salah satu pemicu penjualan banyak merek ternama anjlok hingga 82%. Konsumen yang merasa dirugikan akan beralih ke produk yang dirasa lebih transparan dan jujur.
Kompas.co.id mengintegrasikan pembelian masyarakat di tiga platform besar yaitu Shopee, Tokopedia, dan Blibli. Berdasarkan analisis Kompas.co.id, beberapa merek seperti Merek A dan Merek B dinilai underrated. Penurunan tajam dalam jumlah produk yang terjual.
Misalnya penjualan Merek B turun 82%, sedangkan Merek A turun 45%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menjadi lebih pintar dan cenderung memilih produk yang lebih dapat diandalkan.
Di sisi lain, Hanasui, salah satu merek yang dianggap sebagai pesaing sejati, justru mampu memanfaatkan tren ini. Edukasi yang dilakukan oleh KOL, termasuk DocTiff, membuat konsumen lebih percaya diri untuk membeli produk dengan bahan yang terjamin. Hanasui melihat peningkatan penjualan yang signifikan sebesar 252%.
Perubahan ini menunjukkan pentingnya peran pelatihan KOL dalam mempengaruhi keputusan konsumen di industri kecantikan. Kehadiran Doktif sebagai KOL di platform seperti TikTok Shop membantu memfokuskan perhatian konsumen terhadap keaslian produk dan kebenaran klaim formula produk kecantikan, serta memberikan leverage positif bagi brand yang tidak terlalu banyak melakukan klaim.
Pertumbuhan penjualan Hanasui dan merek lainnya mencerminkan bahwa konsumen tidak menolak produk kecantikan sama sekali, namun semakin selektif dalam memilih produk.
Industri kecantikan Indonesia diprediksi akan mengalami perubahan dengan semakin banyaknya edukasi mengenai bahan-bahan yang tepat dalam suatu produk. Merek yang membuat klaim yang berlebihan mungkin memiliki tantangan dalam mempertahankan kepercayaan konsumen, sementara merek yang membuat klaim yang tulus mungkin masih dapat meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.
Riset ILLINI NEWS (emb/emb)