JAKARTA, ILLINI NEWS – Harga batu bara global anjlok di tengah ancaman terhadap produktivitas Tiongkok. Pasar juga mencermati pengumuman kebijakan moneter dari bank sentral AS, Federal Reserve, atau Federal Reserve.
Berdasarkan data Barchart, harga batu bara New York pada Januari 2025 sebesar $128,75 per ton pada Senin (16/12/2024). Posisi ini mengalami penurunan sebesar 1,53% dari posisi sebelumnya.
Produksi batu bara Tiongkok mencapai rekor tertinggi pada bulan lalu, memicu kekhawatiran akan kelebihan pasokan bahan bakar utama negara tersebut.
Tiongkok menambang 428 juta ton batu bara mentah pada bulan November, naik 1,8 persen dari tahun lalu, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada hari Senin. Produksi dalam negeri diperkirakan meningkat selama delapan tahun berturut-turut pada tahun 2024.
Rekor produksi ini disebabkan oleh upaya Beijing untuk melindungi keamanan energi. Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022, pemerintah membuka kembali tambang yang ditutup dan mempercepat persetujuan tambang baru.
Namun lonjakan pasokan domestik diimbangi oleh melemahnya permintaan batu bara seiring melemahnya pemulihan ekonomi Tiongkok. Harga batu bara di seluruh negeri turun ke level terendah dalam lebih dari satu tahun pada hari Senin, karena pertumbuhan pembangkit listrik melambat pada bulan lalu.
Federal Reserve mungkin memangkas suku bunga untuk kuartal berikutnya pada 18 Desember 2024, menjadikannya penurunan suku bunga ketiga berturut-turut.
Pada saat yang sama, semua kebijakan ini telah menurunkan suku bunga dana federal sebesar satu poin persentase penuh sejak September lalu.
Sejauh ini, bank sentral AS tampaknya bergerak lambat dalam menyesuaikan kebijakan setelah menaikkan suku bunga dengan cepat ketika inflasi mencapai level tertinggi dalam 40 tahun.
Menurut instrumen The Fed, terdapat kemungkinan 95,4% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%-4,5% pada pertemuan tahun ini.
RISET ILLINI NEWS (Kompetisi/Kompetisi)