Jakarta, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS pada tahun 2004 hingga 2024, sesuai janji Presiden dan Wakil Presiden Pemerintah Indonesia.
Sekadar informasi, dilansir Refinitiv, nilai tukar rupiah tampak melemah tipis terhadap dolar AS usai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilantik bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini (20/10/2004).
Rupiah melemah 0,09% menjadi Rp 9.078/US$.
Seperti dilansir BBC, SBY menyampaikan pidato yang menunjukkan bahwa pemerintahannya akan menempuh jalan yang sulit untuk menyelesaikan masalah besar ini.
Ia berjanji akan memberantas korupsi yang dianggap sebagai salah satu masalah paling serius di Indonesia yang hingga saat ini menghambat pembangunan perekonomian Indonesia.
Namun diakuinya, permasalahan rumit dan sulit yang dihadapinya tidak bisa diselesaikan dalam 100 hari, seperti yang diberitakan di media saat itu.
Lima tahun kemudian, SBY kembali menjabat Presiden Indonesia untuk kedua kalinya setelah memenangkan pemilihan presiden dengan mayoritas.
Khususnya, pada Selasa (20/10/2009), DZB kembali dilantik pagi harinya.
Rupiah menguat tipis 0,05% ke Rp 9390/US$ pada penutupan perdagangan hari ini.
Selain itu, pada 20 Oktober 2014, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilantik, rupiah ditutup melemah 0,62% menjadi Rp12.030/US$.
Rupee menguat di tengah lingkungan global yang stabil pada saat itu, meskipun menghadapi banyak tantangan, termasuk defisit transaksi berjalan dan ketergantungan pada modal asing.
Selain itu, pada Minggu 20 Oktober 2019, Jokowi kembali memenangkan perlombaan politik dan menjadi Presiden Republik Indonesia untuk kedua kalinya.
Keesokan harinya (21/10/2024), rupiah tampak menguat 0,47% ke Rp 14.073/US$.
Pengumuman tersebut dipicu oleh sentimen mulai dari kegembiraan atas kabinet baru Jokowi Jilid 2 hingga ekspektasi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) untuk bulan Oktober 2019 yang diumumkan pada minggu tersebut.
Terakhir, pada 21 Oktober 2024 atau sehari setelah pelantikan Presiden Prabowo Subianto, rupiah tampak melemah 0,19% ke Rp 15.490/US$.
Pasar nampaknya menunggu kebijakan ekonomi dari jajaran menteri baru, terutama terkait reformasi ekonomi yang dijanjikan Prabowo pada pidato pertamanya.
Investor juga mencermati rencana sektor perekonomian yang diharapkan dapat memperbaiki keadaan perekonomian, termasuk penyelesaian masalah korupsi dan nilai pangan.
Namun ketidakpastian mengenai kebijakan yang harus diterapkan oleh kabinet baru menyebabkan para pelaku pasar bersikap hati-hati, yang tercermin dari anjloknya nilai mata uang.
RISET ILLINI NEWS
[email protected] (rev/rev) Tonton video di bawah ini: Prabowo: Versi Lengkap tidak bisa dinegosiasikan!