Pasar keuangan Indonesia ditutup bervariasi kemarin, IHSG melemah dan Wall Street Exchange libur Thanksgiving namun pasar Eropa akan menyaksikan pertemuan tahunan BI, panasnya perang Rusia-Ukraina dan data AS akan menjadi mood pasar saat ini. .
JAKARTA, ILLINI NEWS – Pasar keuangan Indonesia ditutup bervariasi pada Kamis (28/11/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, nilai tukar rupee terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah, dan investor berbondong-bondong ke surat berharga negara (SBN).
Pasar keuangan domestik diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen internal dan eksternal pada Jumat (29/11/2024). Lebih detail mengenai estimasi dapat dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG melemah 0,63% menjadi 7.200,15 pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (28/11/2024). IHSG kembali ke level psikologis 7.200 dan berpeluang turun ke bawah level tersebut pada akhir perdagangan hari ini.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp 10,7 triliun termasuk 26,22 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,06 juta kali. Sebanyak 222 saham menguat, 342 saham melemah, dan 228 saham bertahan.
Sedangkan dari sisi investor asing, total penjualannya terbilang cukup besar yakni Rp 840 miliar di seluruh pasar.
7 dari 11 indeks sektor berada di zona merah. Sektor yang mengalami peningkatan terbesar adalah energi 2,81%, bahan baku 1,13%, dan infrastruktur 0,86%.
Sementara itu, layanan kesehatan naik 2,2%, konsumen siklus naik 0,31%, dan konsumen non-siklus naik 0,07%.
Penurunan IHSG kemarin salah satunya didorong oleh saham PT Alamtri Resources Indonesia TBK (ADRO) yang sebesar 28,14 poin. Harga saham ini dikenakan pembatalan otomatis (ARB) sesuai dengan tanggal ex-dividen.
Sebagai informasi, emiten yang juga milik konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir itu membagikan dividen jumbo yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin (18/11/2024).
Para pemegang saham setuju untuk menyisihkan dan menggunakan sebagian dari laba ditahan sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 untuk dibagikan kepada seluruh pemegang saham ADRO sebagai tambahan dividen tunai final sebesar maksimal US$2,62 miliar.
Keputusan ini menghasilkan hasil dividen sebesar Rp 1.359 per saham. Jika nilai tersebut dibagi dengan posisi harga pada tanggal penutupan kemarin sebesar Rp3.770, maka return yang diperoleh investor sangat besar, yakni mencapai 36,05%.
Yield lebih dari 30% disebut menjadi pembagian dividen terbesar BEI tahun ini. Maka tak heran, setelah investor mendapatkan haknya, mereka melepas sahamnya kemarin.
Sementara saham-saham melemah lainnya antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Chandra Asari Pacific Tbk (TPIA), PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Beralih ke pasar mata uang, rupiah kemarin terlihat menguat sebesar 0,38% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menetap di Rp 15.865/US$.
Ralph Birger Poitier, Head of Treasury and Financial Institutions Bank Mega, menyoroti melemahnya Indeks Dolar AS (DXY) sebagai pemulihan sehat Indeks Dolar setelah mencapai kondisi overbought. Dia mengatakan, “Dengan dirilisnya berita seperti PCE AS dan pemilihan Menteri Keuangan AS yang pro pertumbuhan dan netral di mata pasar, dolar mulai melemah.”
Ralph juga optimistis nilai tukar rupiah kemungkinan akan menguat di bulan Desember didukung oleh fundamental perekonomian Indonesia.
Selain itu, jika dilihat dari imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) selama periode 10 tahun tercatat imbal hasil (yield) sedikit menurun dari 6,923% menjadi 6,903%.
Perlu diketahui bahwa hubungan antara imbal hasil dan harga SBN berbanding terbalik, artinya ketika imbal hasil turun, harga obligasi naik, menandakan minat investor untuk masuk ke pasar SBN meningkat.