Jakarta, ILLINI NEWS – Jak Mania, pendukung klub sepak bola Persija Jakarta menjadi suara yang “seksi” di Pilgub DKI Jakarta. Ia memiliki 70 ribu anggota resmi atau sekitar satu persen dari total jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum Daerah (Pilkada) 2024 di Jakarta.
Calon gubernur dan wakil gubernur juga sudah berjanji kepada Persija Jakarta akan mendapat suara dari Jak Mania. Mayoritas ingin menyelesaikan permasalahan markas Persija dengan menempatkannya di Jakarta International Stadium (JIS) yang menjadi asetnya. Pemerintah Provinsi Jakarta.
Padahal, empat tahun lalu, ambisi klub berjuluk Kemayoran Tigres itu semakin terlihat, yakni mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan nama Initial Public Offering (IPO). Ambisi tersebut dapat diwujudkan melalui dukungan yang signifikan, misalnya dengan menjadikan BUMD sebagai pemegang saham di PT Persija Raya Jakarta.
Namun, janji Calon Gubernur dan Wakil Gubernur klub berlogo Monas itu patut dicermati. Berikut janji tiga calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta:
1. Janji Ridwan Kamil – Suswono
Ridwan Kamil dan Suswono berjanji menjadikan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai markas klub Persija Jakarta.
Tentu satu hal yang saya lihat di JIS, Persija diperlakukan sebagai salah satu klien, bukan sebagai bos, nanti kita jadikan markas, kata Ridwan Kamil, Senin (11/4/2024). Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu sebelumnya menyatakan kesediaannya membantu Persija sebagai bagian dari tugas seorang pemimpin.
2. Janji Pongrekun Dharma – Kun Wardana
Sementara itu, calon Gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun berjanji akan memberikan gratis bagi suporter Persija Jakarta untuk menonton pertandingan Persija di JIS.
“Kita lihat bagaimana suporter Persia bisa menggunakan JIS, khususnya teman-teman Jakmania,” kata Dharma di KPU DKI, Jakarta Pusat, Kamis (29/08/2024).
“Kalau anggarannya memungkinkan, kalau perlu kita gratiskan,” lanjutnya3. Janji Pramono Anung – Rano Karno
Pramono Anung mendapat tawaran untuk membiayai Persija melalui skema sponsorship dari perusahaan BUMD.
“Pemerintah daerah harus gotong royong, kerjasama, kerjasama dengan Persija, karena kalau Persija hanya mengandalkan kartu saja tidak cukup, harus ada proteksi. Dari mana? Ya perusahaan daerah,” kata Pramono Anung kepada UNJ, Rawamangun. . Kamis (14/11/2024).
“Tergantung Persija. Kalau saya harus menawarkan, saya terbuka,” sambungnya.
Pramono akan memfasilitasi akses angkutan umum ke JIS seperti MRT, LRT, dan KRL harus dimaksimalkan.
Pramono-Rano juga mengatakan, pihaknya menawarkan lapangan tersebut kepada klub sepak bola Jakarta, Persija, sebagai home base agar mereka tidak selalu berpindah-pindah saat latihan atau pertandingan. Masalah Persija Jakarta menurut Wagub: Home Base
Ketiga calon gubernur dan wakil gubernur kompak berupaya menyelesaikan permasalahan kursi Persija Jakarta.
Ini yang menjadi salah satu permasalahan Persija Jakarta selama ini karena bisa berdampak pada pendapatan tiket. Meski merupakan sumber pendapatan penting bagi klub sepak bola.
Pada musim 2023/2024, Persija hanya bermain 5 kali di Jakarta, terutama dalam 17 laga kandang di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK). Paling banyak di Stadion Patriot, Bekasi.
Berdasarkan data Transfermrkt, dari lima pertandingan SUGBK, viewership Persija Jakarta mencapai 171.049 penonton. Rata-rata kehadiran per pertandingan adalah 34.209.
Sementara itu, pertandingan di Stadion Patriot, meski lebih banyak pertandingan yang dimainkan, menarik 122.781 penonton dan rata-rata kehadiran 13.642.
Laga Persija Jakarta juga digelar di Bali tepatnya di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Persija menjangkau 1.265 penonton dalam tiga pertandingan.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pertandingan di Jakarta mampu menarik lebih banyak penonton dibandingkan di luar Jakarta. Tentu saja hal ini akan berdampak signifikan terhadap pendapatan klub.
Kalau di Jakarta rata-rata 34.000 penonton per pertandingan. Hingga akhir musim, total penonton Persija bisa mencapai 580.000 penonton.
Meski banyak bermain di luar Jakarta, namun kehadiran Persija paling besar di antara kompetitor lain di Liga 1.
Jumlah penonton seluruh pertandingan Persija sebanyak 295.095 penonton dengan rata-rata 17.359 penonton per pertandingan.
Rata-rata jumlah penonton pertandingan Persia juga terbanyak ketiga dibandingkan klub-klub di Asia Tenggara.
Tahun ini, permainan Persija memang bukan yang terbanyak di Liga 1. Namun pada lima edisi sebelumnya, mereka juga tercatat sebagai yang partisipasi dan rata-rata penontonnya tertinggi.
Jalur IPO, gagal karena Covid-19
Persija Jakarta memimpin IPO sebelum menjadi tuan rumah Liga Indonesia pada 2020. Sayangnya, saat itu terjadi penyakit virus corona 2019 atau pandemi Covid-19 dan hal tersebut menggagalkan rencana tersebut.
Saat itu, niat Persija melakukan IPO adalah untuk meningkatkan citra klub dan pindah ke klub yang lebih profesional.
Banyak pekerjaan rumah bagi kami yang ingin IPO. Ini sebenarnya sudah kami persiapkan sejak lama, kata Direktur Olahraga Persija Ferry Paulus, Jumat (17/1/2020).
“Sebagai perusahaan publik, prestasinya harus bagus. Musim lalu kurang bagus, makanya manajemennya diperkuat, mereka juga mendatangkan Bepe (Bambang Pamungkas),” imbuhnya.
Niat tersebut dapat dicapai dengan menyelesaikan masalah pertama mengenai home base, karena berdampak signifikan terhadap pendapatan klub.
Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah kota juga penting. Dukungan dapat diberikan melalui BUMD sponsor seperti yang dilakukan Bank DKI.
Namun komitmen terbesarnya adalah masuknya BUMD sebagai pemegang saham di Persija. Agar dukungan antara pemerintah dan klub semakin nyata dan berdampak besar. Komitmen tersebut semakin jelas dan ambisi Kemayoran untuk membuat Macan semakin bergairah bisa terwujud.
RISET ILLINI NEWS (lomba/lomba)