Jakarta, ILLINI NEWS – Pemangkasan suku bunga Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat (AS) mendongkrak harga emas seiring melemahnya indeks dolar (DXY).
Menurut Refinitiv, pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (11/7/2024), harga emas internasional (XAU) berakhir menguat 1,80% di $2.706,99 per troy ounce.
Apresiasi tersebut menjadi pertanda harga emas menguat setelah anjlok 3% pada pertengahan pekan ini menyusul deklarasi kemenangan Donald Trump pada pemilu AS.
Hingga Jumat (11/8/2024) hingga pukul 05:30 WIB, harga emas global masih kesulitan bertahan di angka US$2.703,64 meski terkoreksi tipis 0,12% dari pembukaan.
Harga emas juga menguat karena indeks dolar AS (DXY) kembali melemah akibat penurunan suku bunga The Fed.
Sebagai catatan, The Fed juga akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis waktu AS, atau Jumat pagi Indonesia.
Pemangkasan sebesar 25bp ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). The Fed memangkas suku bunga sebesar 50bps pada September lalu. Oleh karena itu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bp.
Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 525bp sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Jadi mereka akan mempertahankan suku bunga di angka 5,25-5,50% antara September 2023 hingga Agustus 2024 setidaknya atau satu tahun.
Berkat pemotongan tersebut, suku bunga DXY juga turun. Pantauan ILLINI NEWS, pada penutupan perdagangan Kamis (7/11/2024) kemarin, indeks dolar AS melemah 0,75% hari ini ke 104,33, jauh dari posisi tertinggi awal Juli 2024.
Perlu diketahui bahwa pergerakan DXY berbanding terbalik dengan harga emas. Pasalnya, ketika dolar semakin murah, emas menjadi menarik untuk dibeli karena nilainya lebih baik.
Emas turun pada perdagangan Rabu, karena kekhawatiran pasar mengenai dampak kemenangan Trump yang memperkuat dolar. Situasi ini berdampak negatif pada emas. Seperti yang Anda ketahui, penjualan emas dikonversi ke dolar, sehingga dolar yang lebih kuat akan membuat emas lebih murah untuk dibeli dan menghilangkan risiko ketidakstabilan politik di AS. Posisi tersebut merupakan yang tertinggi sejak 9 Juli 2024 atau lebih dari tiga bulan terakhir.
BERITA ILLINI NEWS.
(tsn/tsn)